Mohon tunggu...
IDDIA ROZANI
IDDIA ROZANI Mohon Tunggu... Guru - SMAN 1 KOTO BARU

PENDIDIK DAN PEMERHATI PERKEMBANGAN REMAJA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bullying di Sekolah

16 Agustus 2022   10:00 Diperbarui: 16 Agustus 2022   10:02 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BULLYING DI SEKOLAH, SALAH SIAPA?

Oleh

Iddia Rozani, SPd, MSi

Kepala SMAN 1 Koto Baru

 

Baru-baru ini kita dikejutkan dengan berita dari Tasikmalaya seorang anak umur 11 tahun meninggal dunia karena depresi akibat di bully oleh teman-temannya. Tahun 2018 hasil riset Programme For International Student assessment [PISA] menyatakan 41% remaja sekolah pernah mengalami bullying. Kasus perundungan atau bullying terhadap anak di Indonesia termasuk cukup tinggi, sepanjang tahun 2021 KPI [ Komisi Perlindungan Anak Indonesia] mencatat 17 kasus bullying dikalangan remaja peserta didik dan pendidik, belum lagi yang tidak tercatat dan terpantau yang terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Di media sosial atau di kehidupan sehari-hari  kita sering mendengar  kata-kata bully,". karena kata ini sekarang begitu populer dalam masyarakat kita. "Misalnya si Andi tidak mau sekolah karena sering di bully oleh temannya. Sebenarnya bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang senang menyeruduk kesana kemari. Sedangkan secara etimologi kata bully berarti penggertak, yaitu orang yang senang mengganggu  orang yang lemah. Bullying dalam bahasa Indonesia dapat diartikan mengganggu, mengusik dan merintangi orang lain.

 Bullying atau  perundungan adalah suatu tindakan agresif secara fisik maupun verbal yang dapat menyebabkan korbannya merasa tidak nyaman. Misalnya mengejek penampilan, menghina kemampuan atau mengucilkan dari pergaulan sampai tindakan fisik memukul atau melukai seseorang. Di zaman sekarang bullying bisa juga terjadi melalui media sosial, seperti memberi komentar buruk atau mengolok-olok di media sosial, bullying melalui gadget dikenal dengan istilah Cyberbullying.

Sebenarnya apa sih penyebab bullying? Penyebab bullying itu beragam, bisa dari lingkungan sosial, keluarga, hingga diri sendiri, hingga terbentuk kepribadian yang kurang atau tidak memiliki rasa empati terhadap orang lain. Khusus nya bullying dikalangan remaja dapat terjadi karena beberapa faktor.

  1. Faktor Keluarga

Sebagian besar anak-anak yang melakukan perundungan atau bullying terhadap temannya adalah anak-anak yang tidak mengerti dan tidak faham dengan arti rasa kasih sayang, sehingga tidak ada rasa empati terhadap sesama yang tumbuh didalam diri nya. Hal ini disebabkan salah satunya adalah  hubungan yang buruk atau komunikasi yang tidak baik dengan orang tua. Anak-anak tidak mendapatkan kehangatan kasih sayang dari orang tua, tidak mendapatkan arahan dan teladan di

dalam keluarga. Ditambah lagi dengan perilaku orang tua yang agresif terhadap anak atau lingkungan sekitar. Akibat tidak baiknya pendidikan dari rumah dan lingkungan merupakan penyebab utama orang melakukan bullying.

  1. Pernah menjadi korban bullying

Anak-anak yang pernah mengalami bullying kadang terpicu untuk membalasnya  kepada orang lain yang dianggapnya lebih lemah. Misalnya ketika seorang anak di bully oleh saudaranya di rumah kemudian ketika di sekolah dia melihat temannya yang lebih lemah dari dia, dia lampiaskan rasa sakit hatinya kepada teman dan dia merasa juga punya kekuatan untuk menyerang orang lain.

  1. Sering menyaksikan tindakan kekerasan

Anak-anak yang sering melihat atau mengalami tindakan kekerasan di lingkungan sosialnya berpotensi untuk melakukan tindakan yang sama terhadap teman-temannya. Sebagaimana yang kita ketahui, anak-anak atau remaja cenderung akan meniru tindakan orang-orang dewasa disekitar mereka.

  1. Mencari perhatian dan tidak percaya diri

Kadang anak-anak yang melakukan bullying atau perundungan terhadap temannya tidak sadar bahwa yang dilakukannya itu sudah termasuk membully. Seperti menertawakan teman ketika tampil didepan, menindas dengan memaksa membuatkan tugas-tugas sekolah, sebenarnya mereka kadang hanya ingin mencari atau menarik perhatian orang lain dikarenakan adanya rasa tidak percaya diri untuk tampil dengan kemampuan diri sendiri.  tetapi kalau tidak segera ditindaklanjuti bisa menjadi perundungan yang lebih serius.

            Apa upaya yang bisa kita lakukan supaya tindakan perundungan atau bullying terhadap anak-anak dan remaja terutama peserta didik  di sekolah tidak semakin meningkat?

  1. Perhatian yang penuh dari keluarga

Pendidikan pertama dan utama itu adalah dari keluarga. Jika Pendidikan dalam keluarga baik, terjalinnya komunikasi timbal balik antara anak dan orang tua, kasih sayang dan nilai-nilai karakter ditanamkan orang tua sejak dini kepada anak-anak dirumah, maka anak-anak akan menjadi pribadi yang baik dan penuh empati terhadap sesama. Karena faktor utama orang melakukan perundungan atau bulliying adalah karena tidak ada rasa empati atau kasihan terhadap orang lain. Kepada orang tua, mari kita evaluasi kembali sudahkan kita menanamkan rasa empati kepada anak-anak kita baik melalui Pendidikan ataupun rasa kasih sayang yang kita curahkan.

  1. Perhatian dan tindakan dari sekolah

Selain tugas orang tua, pihak sekolah pun punya kewajiban mendidik dan membimbing peserta didik untuk tidak melakukan perundungan terhadap sesama teman-temannya. Karena sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan disekolah. Tumbuhkan rasa empati, didik anak-anak untuk lebih percaya diri agar tidak lagi perlu melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik untuk menarik perhatian orang lain.

Nah, ketika terjadi kasus bullying yang dilakukan oleh anak-anak terhadap teman nya siapakah yang harus kita salahkan? Orang yang pertama harus bertanggung jawab adalah orang tuanya, karena perilaku dan karakter anak-anak adalah hasil didikan orang tuanya. Kedua adalah sekolah, karena sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan di sekolah, sudah seharusnya sekolah ikut memberi perhatian serius tentang masalah bullying yang terjadi terutama di kalangan peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun