Mohon tunggu...
IDDIA ROZANI
IDDIA ROZANI Mohon Tunggu... Guru - SMAN 1 KOTO BARU

PENDIDIK DAN PEMERHATI PERKEMBANGAN REMAJA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bullying di Sekolah

16 Agustus 2022   10:00 Diperbarui: 16 Agustus 2022   10:02 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak-anak yang pernah mengalami bullying kadang terpicu untuk membalasnya  kepada orang lain yang dianggapnya lebih lemah. Misalnya ketika seorang anak di bully oleh saudaranya di rumah kemudian ketika di sekolah dia melihat temannya yang lebih lemah dari dia, dia lampiaskan rasa sakit hatinya kepada teman dan dia merasa juga punya kekuatan untuk menyerang orang lain.

  1. Sering menyaksikan tindakan kekerasan

Anak-anak yang sering melihat atau mengalami tindakan kekerasan di lingkungan sosialnya berpotensi untuk melakukan tindakan yang sama terhadap teman-temannya. Sebagaimana yang kita ketahui, anak-anak atau remaja cenderung akan meniru tindakan orang-orang dewasa disekitar mereka.

  1. Mencari perhatian dan tidak percaya diri

Kadang anak-anak yang melakukan bullying atau perundungan terhadap temannya tidak sadar bahwa yang dilakukannya itu sudah termasuk membully. Seperti menertawakan teman ketika tampil didepan, menindas dengan memaksa membuatkan tugas-tugas sekolah, sebenarnya mereka kadang hanya ingin mencari atau menarik perhatian orang lain dikarenakan adanya rasa tidak percaya diri untuk tampil dengan kemampuan diri sendiri.  tetapi kalau tidak segera ditindaklanjuti bisa menjadi perundungan yang lebih serius.

            Apa upaya yang bisa kita lakukan supaya tindakan perundungan atau bullying terhadap anak-anak dan remaja terutama peserta didik  di sekolah tidak semakin meningkat?

  1. Perhatian yang penuh dari keluarga

Pendidikan pertama dan utama itu adalah dari keluarga. Jika Pendidikan dalam keluarga baik, terjalinnya komunikasi timbal balik antara anak dan orang tua, kasih sayang dan nilai-nilai karakter ditanamkan orang tua sejak dini kepada anak-anak dirumah, maka anak-anak akan menjadi pribadi yang baik dan penuh empati terhadap sesama. Karena faktor utama orang melakukan perundungan atau bulliying adalah karena tidak ada rasa empati atau kasihan terhadap orang lain. Kepada orang tua, mari kita evaluasi kembali sudahkan kita menanamkan rasa empati kepada anak-anak kita baik melalui Pendidikan ataupun rasa kasih sayang yang kita curahkan.

  1. Perhatian dan tindakan dari sekolah

Selain tugas orang tua, pihak sekolah pun punya kewajiban mendidik dan membimbing peserta didik untuk tidak melakukan perundungan terhadap sesama teman-temannya. Karena sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan disekolah. Tumbuhkan rasa empati, didik anak-anak untuk lebih percaya diri agar tidak lagi perlu melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik untuk menarik perhatian orang lain.

Nah, ketika terjadi kasus bullying yang dilakukan oleh anak-anak terhadap teman nya siapakah yang harus kita salahkan? Orang yang pertama harus bertanggung jawab adalah orang tuanya, karena perilaku dan karakter anak-anak adalah hasil didikan orang tuanya. Kedua adalah sekolah, karena sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan di sekolah, sudah seharusnya sekolah ikut memberi perhatian serius tentang masalah bullying yang terjadi terutama di kalangan peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun