'Saya baik-baik saja, Bu! Kata Asti pelan dan sedih ketika melihat wajah ibunya semakin menua dan penuh dengan keriput.
Awal pembicaraan yang sedikit kaku itu akhirnya mengalir menjadi pembicaraan dari hati ke hati yang panjang.
Sesaat mereka terdiam sambil menikmati angin sepoi-sepoi dan menghirup aroma bunga yang harum.Â
Hati mereka dipenuhi rasa rindu antara ibu dan anak yang sudah lama tidak berkomunikasi.
" Asti, ibu minta maaf Karena membuat kamu menderita karena memiliki ibu seperti ku." ibunya memegang tangan Asti dan matanya tampak berkaca-kaca.
"Kenapa ibu berkata seperti itu?" jawab Asti sedih.
"Kamu tidak berkencan, kamu tidak memiliki kehidupan sosial, kamu mengorbankan masa mudamu demi mengurus ibu." Kata ibunya dengan suara parau.
Tangis Asti pecah setelah nendengar perkataan ibunya.
Asti merasa bersalah karena memasukkan ibunya ke panti jomp, rasa bersalah karena pernah  marah dengan keadaan yang menima ibunya, merasa lelah harus merawat ibunya,
Ibunya seperti mengetahui pikiran Asti dan ibunya pun memeluk Asti dan ikut menangis sedih.
"Jangan merasa bersalah anakku! Ibu tahu kamu mengasihi ibu dan tidak mau berpisah dari ibu, tapi  kondisi alzheimer  ibu yang memang memerlukan perawatan khusus, jadi langkahmu sudah benar membawa ibu kesini." Ibunya mengelus pundak Asti untuk menenangkan Asti.