Jika terjadi apa-apa dengan ibunya para perawat dan dokter selalu ada.
 Belum lagi Asti harus menanggung cemoohan para tetangganya  tentang dirinya  yang disebut sebagai anak durhaka, anak tidak punya hati, karena tega membawa ibunya ke panti jompo daripada merawat ibunya sendiri dengan mempekerjakan seorang perawat.
Memang  sifat manusia  seakan lebih tahu tentang kehidupan orang lain melebihi orang itu sendiri, dan seolah lebih bijaksana dan lebih benar dalam menghadapi segala sesuatu daripada orang lain.
Asti masih teringat dengan tangisan ibunya, Â saat dia meninggalkan ibunya di panti Jompo, walupun pada saat itu ibunya seperti orang linglung dan lupa dengan dirinya, tapi ibunya sama sekali tidak mau melepaskan tangan Asti.
Asti terpaksa harus berbohong kalau dia hanya pergi sebentar ke toilet, tapi ibunya seperti memiliki insting akan ditinggal disitu, atau mungkin juga  karena kontak batin antara ibu dan anak, tangisan ibunya pecah, hati Asti terasa diiris sembilu mendengar tangisan ibunya.
Selama seminggu di panti Jompo, ibunya menangis terus. Dan selama satu Minggu itu Asti hanya memperhatikan ibunya dari jauh, dia belum berani nendekat karena jika mendekat ibunya langsung menangis histeris karena minta pulang, dan Asti tidak tega jika mendengar tangisan histeris ibunya.
Tiap malam Asti selalu di hantui mimpi buruk. Dalam mimpi Asti melihat ibunya  tidak mengenali dirinya dan ketika Asti mencoba memegang tangan ibunya, ibunya langsung menepis tangannya dan berlari menjauh.  Dalam mimpi itu, Asti juga mendengar suara banyak orang dengan pandangan marah nenunjuk dirinya serta berkata anak durhaka.
***
Setiap pulang dari kantor Asti tidak langsung pulang ke rumah, tapi mengunjungi ibunya.
Jika hari libur, pagi-pagi Asti sudah muncul di pant Jompo. Sejak ibunya menderita Alzheimer Asti seperti tidak punya kehidupan sosial apalagi hubungan asmara, fokusnya hanya ibunya.
Pernah ada suatu masa ketika rasa lelah dan capek tidak tertahankan, Â Asti mulai marah dengan keadaan dan mulai mempertanyakan kenapa ibunya harus menderita alzheimer, Â dan masih banyak pertanyaan kenapa yang muncul dipikirannya. Â