Mohon tunggu...
Ida S
Ida S Mohon Tunggu... Administrasi - Joyful

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC_VcRcUxjRCthjILM9AmNAA/ my blog: https://agrace2011.blogspot.com/ https://mywishes09.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Berniat Menjadi Mak Comblang, Berikut Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan

20 Mei 2021   22:06 Diperbarui: 21 Mei 2021   19:00 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mak Comblang (Sumber: pexels.com/Anastasiya Gepp)

Tapi jika ingin berniat menjadi mak comblang ada hal-hal yang harus diperhatikan, seperti:

Jangan Asal Menjodohkan
Berdasarkan pengalaman beberapa teman saya, sebagian orang yang menjadi mak comblang kurang bertanggung jawab dan terkesan asal dalam memilih pasangan yang dijodohkan, dalam hal ini biasanya merugikan wanita.

Ada teman saya yang pernah dijodohkan dengan pria pengangguran dan teman saya tidak mau karena dia hanyalah seorang penjahit, jika dia menikah dengan pria pengangguran, maka pastilah hidup pernikahan yang dihadapinya justru lebih berat dibandingkan ketika dia masih single.

Banyak wanita yang belum menikah ketika dijodohkan dengan pria pengangguran, justru mereka diiming-imingi oleh keluarga pria bahwa anaknya akan diberikan modal usaha sehingga bisa buka usaha setelah menikah. Pertanyaannya adalah kenapa harus setelah menikah baru berusaha?

Ada juga yang menjadi mak comblang dengan sok bijaksana berkata, "Rezeki orang menikah akan bertambah banyak, siapa tahu setelah dia menikah dengan kamu, dia akan mendapatkan pekerjaan, atau punya usaha yang maju."

Padahal kenyataan yang ada yang saya lihat dan saya baca bahwa persentase pria pengangguran sebelum menikah dan setelah menikah, tetap pengangguran lebih banyak dibandingkan dengan pria pengangguran setelah menikah mempunyai pekerjaan atau usaha sendiri.


Kenapa ini terjadi? Karena karakter atau sikap mental pria pengangguran ini terlihat dari mereka sebelum menikah, mereka menjadi pengangguran karena kurang gigih, mudah bosan dengan pekerjaan, selalu bermasalah di tempat bekerja, dan sebagainya.

Tapi tidak semua pria pengangguran seperti yang disebutkan di atas, banyak juga karena hal-hal di luar kontrol mereka seperti, PHK apalagi di tengah pandemi corona, banyak perusahaan yang bangkrut dan sulit mencari kerja.

Ada juga teman saya dijodohkan oleh temannya dengan pria yang sudah pensiun dan hampir seumuran bapaknya.

Teman saya tentu saja agak marah, walaupun dia ingin sekali menikah bukan berarti asal pilih. Bagaimana tidak, dia saja merasa belum maksimal mengurus orangtuanya karena kesibukan, dan nantinya kalau dia menikah dengan pria yang hampir seumuran bapaknya, maka pernikahannya hanya untuk mengurus orang.

Jadi kalau ingin menjodohkan seseorang, kita yakin pasangan yang dijodohkan seimbang dan cocok. Artinya wanita baik seharusnya mendapatkan pria baik juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun