Mohon tunggu...
Ichwan Navis
Ichwan Navis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Paman, Aku Tetap Akan Membela Bumi Hindia

7 Oktober 2016   21:08 Diperbarui: 7 Oktober 2016   21:10 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Van Len merasakan kerinduan dalam pada pasukan gerilya di hutan-hutan. Ia rindu bercengkerama dengan mereka. Ia rindu latihan bersama mereka. Saling lelah, saling berbagi, saling canda tawa, saling berjuang dengan membawa satu misi, saling menyatukan ikatan di tengah perbedaan ras. Ia tersenyum di tengah rasa nyeri hebat di kepala, perut, punggung, dan kaki.

“ Len...Len.....Len.”

Van Len mendengar suara suara seorang perempuan memanggil namanya. Mata Van Len semakin menyipit. Pandangan di depan sedikit demi sedikit buyar. Ia merasa mendengar suara Warni. Tapi ia hapus perasaan itu. Rasa sakit yang hebat dialami menimbulkan halusinasi tinggi. Rasa nyeri di kepala semakin memuncak. Kepala Van Len serasa ingin pecah. Van Len mencoba untuk berteriak sekeras-kerasnya.

Tapi suara itu semakin membesar. Van Len mencoba membalikkan pandangan. Pandangannya semakin buyar. Ia melihat secara tidak jelas  seorang gadis berjalan menghampirinya. Ia berjalan cepat. Ia tersenyum sebisa mungkin. Ia ulurkan tangan padanya. Rasa nyeri di kepala semakin memuncak. Pandangannya mulai mengecil, lalu tiba-tiba menghilang. Semua menjadi gelap di matanya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun