"Naiklah, kita berbicara didalam mobil saja," suruh Fadlan.
"Tapi nanti mobilmu akan basah," Nela berusaha menolak.
"Tidak apa-apa, naiklah."
Nela terpaksa menurut, meskipun dalam hati ia merasa sangat senang karena penderitaannya telah berakhir. Jika tidak ada Fadlan, entah sampai kapan ia berdiri ditengah hujan seperti ini. Fadlan pun melajukan mobilnya setelah Nela duduk manis disampingnya.
"Kamu ingin kuantarkan langsung kerumah, atau ingin berkunjung dulu kerumahku?" Tanya Fadlan sambil menoleh kesamping kirinya.
"Berkunjung? Apakah boleh? Tapi ,untuk apa?" Nela bertanya kembali.
"Tentu saja boleh. Sekedar mengobrol-ngobrol. Selama ini kamu terlalu pendiam, aku merasa sangat penasaran padamu. Tidak bolehkah aku mengenalmu lebih dekat?"
"Mengenalku? Tentu saja boleh," jawab Nela sambil menyunggingkan sebuah senyuman.Ia merasa sangat bahagia karena baru kali ini ada seseorang yang ingin mengenalnya lebih dekat.
"Benarkah?"
"Ya. Tapi, sekujur tubuhku basah seperti ini. Apa tidak sebaiknya aku pulang kerumah terlebih dahulu?"
"Tidak usah. Kamu pinjam pakaian milik kakakku saja."