Mohon tunggu...
Anindita Maharani
Anindita Maharani Mohon Tunggu... -

Ibu-ibu yang suka lari demi makan banyak. Namun paling suka makan banyak kalau gratisan.. @ditaONNI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengajak Anak Indonesia Untuk Tumbuh Sehat dan Gembira

2 Oktober 2014   20:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:38 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya jatuh cinta sama olahraga, terutama lari.
Ini terjadi sejak pertengahan tahun lalu, tepatnya di bulan Mei 2013. Sebelumnya, saya sangat membenci lari. Jangankan untuk memutari stadion GBK, bangun dari tempat tidur dan memakai sepatu lari saja rasanya beban buat saya. Membayangkan rasa bosan yang akan mengiringi setiap langkah saya. Daripada disuruh lari, lebih baik saya disuruh zumba, atau latihan dance high impact, yang mengeluarkan kalori hampir sama banyaknya dengan berlari.

Tuhan selalu punya cara untuk membuat umatnya menyukai hal baru. Tepat di bulan kelahiran saya, suami saya memberikan hadiah sepasang sepatu running. Dia juga mengunduhkan aplikasi pencatat waktu untuk record lari kita di smartphone saya. Wah, saya jadi semangat mau memulai olahraga lagi setelah beranak dua. Apalagi kalau melihat pantulan di kaca, rasanya saya perlu mengembalikan beberapa lekuk bagian tubuh seperti sebelumnya.

Sejak saat itu sampai sekarang saya selalu rutin berlari. Seiring dengan itu, ilmu tentang kesehatan pun semakin bertambah. Saya tidak hanya berlari untuk menjadi kurus, tapi saya berlari untuk sehat. Begitulah seharusnya olahraga, dan hal inilah yang ingin saya wariskan ke anak-anak saya.

Beberapa kali sudah anak-anak saya ikutkan dalam program lari pagi saya. Beberapa kali juga ikut race khusus anak-anak. Bahkan di bulan ini saya sudah mendaftarkan si sulung untuk mengikuti lomba lari di pantai. Saat dia berlari wajahnya terlihat bahagia sekali. Jiwanya sehat dari dalam dan terpancar keluar. Dia sehat dan bahagia. Itulah harta terbesarnya.

Olahraga, khususnya lari, mengajarkan kita untuk tidak menyerah, berjiwa sportif, disiplin, jujur pada diri sendiri. Jujur pada diri sendiri? Iya. Saat kita berlari, kita akan dihadapkan pada pilihan-pilihan jalur lari. Merasa sanggup meneruskan? Jalankan. Merasa mau menyerah? Silahkan. Tidak ada yang memperhatikan. Semua hanya kita sendiri yang lihat. Lalu apakah yang kita masukkan ke dalam catatan lari kita sesuai dengan yang kita tempuh? Kalau tidak jujur pun tetap tidak ada yang dirugikan kecuali diri sendiri yang dibohongi.

Sifat-sifat luhur ini yang harus dilatih sejak dini, supaya kedepannya Indonesia bisa mempunyai generasi yang jujur, bukan korup. Inilah generasi Indonesia mendatang, yang pendidikannya ada di tangan para orang tua muda. Buatlah jiwanya sehat dari dalam, maka raga dan akalnya akan mengikuti jernihnya jiwa. Buatlah jiwanya terus ingin mencari yang baru, maka dia akan terlatih untuk tidak cepat berpuas diri dan selalu membuat inovasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun