Mohon tunggu...
Mokhammad Fajar
Mokhammad Fajar Mohon Tunggu... -

Inspirator Rahmatan Lil-alamin

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nurani Kepemimpinan dan Politisasi Kepemimpinan

22 Januari 2018   15:05 Diperbarui: 22 Januari 2018   15:05 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

            Hal ini harus disadari oleh semua pemimpin, untuk selalu menyadari agar melakukan perubahan agar hadir sebuah kepemimpinan yang cinta dan mencintai, yang saling mendo'akan dan mensejahterakan.

Berkembang Suburnya Politisasi Kepemimpinan

           Kepemimpinan saat ini adalah lawan dari kepemimpinan nurani, akan tetapi lebih pada kepemimpinan politis. Hadirnya pemimpin karena mendapatkan keberuntungan politik, sehingga mayoritas yang menjadi pemimpin adalah mereka yang memiliki uang yang banyak, atau mungkin backing yang kuat dibelakang mereka. Jadinya mereka karena uang yang mereka tebar untuk membeli suara rakyat, atau mereka menyebar rasa takut kepada warga agar memilihnya, karena jika tidak memilih akan diancam secara fisik ataupun yang lainya.

            Kepemimpinan seperti inilah yang lebih berkembang subur di negeri ini, sehingga selamanya bangsa ini sulit untuk maju dan berkembang. Kepemimpinan transaksional yang meniadakan kopetensi dan kebaikan pribadi pemimpin. Rakyat semakin dibodohi dan dibiaskan pemahamanya akan arti pentingnya kepemimpinan, sehingga rakyat benar-benar tidak mampu membedakan mana pemimpin yang baik dan yang buruk.

Bangun Bangsa Dengan Memilih Pemimpin Yang Kompeten

Dalam sejarah ummat manusia dapat kita amati peran pemimpin dalam membawa masyarakat atau negara bangsanya. Maju mundur suatu masyarakat atau negara-bangsa sangat tergantung pemimpinnya. Kita kenal pemimpin dunia yang membawa nama besar negara-bangsanya seperti Napoleon Bonaparte, Adolf Hitler, Mussolini, J.F.Kennedy, Ghandi, Ir. Soekarno dan sebagainya. Namun bila pemimpin tersebut lupa diri akan perannya sebagai pembimbing dan penggembala pengikutnya, dapat saja menjerumuskan pengikutnya ke lembah kenestapaan.

Rakyat seharusnya menyadari akan pentingnya pemimpin yang kompeten, yang memiliki kemampuan leadership, administratif dan komunikatif. Bahkan untuk saat ini pemimpin harus memiliki kecakapan entrepreneurship untuk mengembangkan rakyat menuju kemajuan dalam segala bidang. Yang terpenting adalah pemimpin yang memiliki keseimbangan spiritual, intelektua, emosional dan sosial. 

Merekalah pemimpin yang harus memimpin bangsa ini, sudah saatnya bangsa ini sadar akan realitas kepemimpinan, dari orde lama sampai baru bahkan reformasi bangsa ini belum merasakan perubahan positif, bahkan semakin membingungkan. Sehingga perlu adanya pemimpin muda berkopeten seperti indikator di atas untuk memimpin bangsa ini pada setiap levelnya, tinggalkan politisasi kepemimpin, hadirkan nurani kepemimpinan, walaupun berbeda partai jangan malu dan enggan untuk mengakui kopetensi yang lain, jangan sampai dibunuh karakternya dengan kampanye hitam, fitnah dan yang lainya. Ini adalah kerusakan moral yang dicela oleh semua agama, moral dan etika. Sudah saatnya nurani memimpin bangsa.

Identitas Penulis:

M.Samson Fajar, M.Sos.I

Dosen Fakultas Agama Islam Univ.Muhamamadiyah Metro

Direktur Pondok Putri Aisyiah Imadul Bilad kota Metro

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun