Mohon tunggu...
Ibnu Sina Bawain
Ibnu Sina Bawain Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya Ibnu Sina Bawain, biasa dipanggil Ibnu, Saya dari Gresik, Saya sedang berkuliah di Universitas Negeri Surabaya Prodi S1 Pendidikan Biologi, Saya suka sekali mempelajari hal baru, baik dalam menulis, berdiskusi maupun berkreasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

The History of Bawean

19 Mei 2025   02:21 Diperbarui: 19 Mei 2025   02:21 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pulau Noko Gili di Bawean (Sumber: Good News From Indonesia (GNFI))

Dikutip dari DKP Jawa Timur, Bawean adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Laut Jawa, sekitar 120 km sebelah utara Surabaya, Jawa Timur. Meskipun ukurannya relatif kecil, Bawean menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang menarik untuk ditelusuri. Pulau ini sering disebut sebagai "Pulau Putri" karena sebagian besar penduduk laki-lakinya merantau ke luar negeri, khususnya ke Malaysia dan Singapura. Namun, di balik sebutan tersebut, tersembunyi kisah panjang tentang peradaban, perdagangan, kolonialisme, hingga diaspora Bawean yang membentuk identitas unik pulau ini.

Asal-usul dan Pengaruh Hindu-Buddha

Jejak peradaban awal Bawean bisa ditelusuri dari pengaruh Hindu-Buddha yang datang melalui jalur perdagangan maritim. Beberapa artefak dan cerita rakyat yang berkembang menunjukkan bahwa Bawean telah menjadi bagian dari jaringan perdagangan Nusantara sejak era Kerajaan Majapahit. Nama "Bawean" sendiri diyakini berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "ada sinar" atau "cahaya terlihat", mengacu pada kesan pertama pelaut yang melihat pulau ini dari kejauhan.

Masa Islamisasi dan Perdagangan

Masuknya Islam ke Bawean terjadi pada abad ke-15 hingga 16, seiring dengan menyebarnya agama Islam ke berbagai wilayah pesisir Nusantara. Ulama dan saudagar dari Gresik dan daerah lain di Jawa memainkan peran penting dalam proses ini. Bawean menjadi salah satu pusat dakwah dan pendidikan Islam di wilayah laut utara Jawa. Tradisi keagamaan yang kuat hingga hari ini menjadi bukti keberhasilan penyebaran Islam di pulau tersebut.

Masa Kolonial dan Perjuangan Lokal

Bawean tidak luput dari pengaruh kolonialisme Belanda. Pada abad ke-19, pulau ini menjadi bagian dari wilayah administratif Hindia Belanda. Meski tidak banyak tercatat dalam sejarah nasional, rakyat Bawean memiliki kisah perjuangan lokal dalam mempertahankan tanah dan kebudayaan mereka dari dominasi asing. Banyak tokoh lokal yang menjadi penghubung antara pemerintah kolonial dan masyarakat adat, sekaligus menjaga nilai-nilai lokal agar tidak terkikis.

Diaspora Bawean: Dari Perantauan Menjadi Identitas

Fenomena merantau menjadi bagian penting dalam sejarah sosial Bawean. Sejak awal abad ke-20, banyak pemuda Bawean yang merantau ke Malaysia dan Singapura untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Diaspora ini membentuk komunitas Bawean di luar negeri yang masih menjaga budaya asalnya, termasuk bahasa, makanan, hingga adat-istiadat. Uniknya, meskipun tersebar di mancanegara, identitas Bawean tetap melekat kuat di hati para perantaunya.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun