Mohon tunggu...
Anggi Azzuhri
Anggi Azzuhri Mohon Tunggu... Penulis - Islamic Studies Research Fellow and Freelance Writer

Sebagai alumni Qatar Foundation yang punya visi "Innovation, Breakthrough, Discovery", saya berusaha untuk memenuhi visi ini. Langkah yang saya lakukan adalah dengan menjadi seorang penulis lepas dan membangkitkan semangat literasi pada orang Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Central Argument: Esensi Penting yang Hilang dalam Metodologi Penelitian di Indonesia

8 Juli 2021   21:49 Diperbarui: 8 Juli 2021   23:15 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya bukan mau menghakimi orang indonesia ketinggalan jauh dari the Western Academia dalam hal riset dan metodologi (walaupun kenyataannya demikian). Tapi harus diakui, tidak punya argumen sentral dalam sebuah riset, atau merasa risetnya akan menjawab banyak hal, keduanya adalah sebuah kecacatan riset. Dan saya bisa pastikan 100 persen, thesisnya akan diserang habis-habisan sebelum halaman ke sepuluh dari thesisnya dibuka.

Perlu diingat, seorang peneliti tidak ditugaskan untuk menjawab berbagai masalah dalam satu penelitian. Juga seorang peneliti tidak ditugaskan untuk menuliskan kembali pendapat-pendapat yang sudah ada, atau menyebut kembali fakta-fakta yang orang awampun tau. Ibarat analogi tadi, jika seorang pemburu berhasil menembak seekor kambing, maka orang akan menjawab "saya juga mampu bahkan tidak perlu senjata". 

Peneliti punya tugas yang lebih dari sekedar menukil hadith-hadith ahkam, atau ayat-ayat pendidikan. Pekerjaan yang ini tidak perlu penelitian serius. Peneliti tugasnya mencari mungkinnya metodologi pengajaran berdasarkan satu ayat saja. Atau efek perubahan wajh istidlal terhadap satu kasus hukum. Bahkan jika sudah mampu ditahap sintesis, maka seorang peneliti mampu menjabarkan masalah yang belum terbahas sama sekali.

Namun, jika central argument saja tidak jelas saat memulai penelitian, sintesis itu cuma omong kosong yang tidak akan pernah tercapai, justru yang tercapai rasa muak melihat buku yang bertumpuk, opini yang kontradiktif, dan tulisan yang tak kunjung selesai.

Revolusi yang paling mungkin untuk memperbaiki tradisi riset di Indonesia sebenarnya simple: cobalah untuk memastikan central argument sebelum memulai risetnya.

Banda Aceh, 8 July 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun