Mohon tunggu...
Alya Sifaudin
Alya Sifaudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - SEO

Kita senang-senang dulu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jamu Obat Tradisional yang Makin Sulit Dicari

27 Oktober 2022   12:25 Diperbarui: 27 Oktober 2022   12:27 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayapun bertanya mengenai macam-macam jamu yang dijualnya (maklum agak lupa, emang bener-bener lupa sih). Namun yang saya ingat dari penjelasannya hanya dua jenis, yaitu beras kencur dan kunir asem.

Sambil duduk di trotoar, ngobrol kesana kemari, juga kesitu dan kesini lama kelamaan kami saling kenal. Mbah sarwo namanya. Beliau berumur 90 tahun. Ternyata motif beliau menjual jamu dikarenakan menggantikan istrinya yang sudah sepuh. Maklum, secara mbah warso sendiri sekarang berumur 90 tahun.

"biasanya saya mangkal di STAIN ini sampe sore mas, juga kadang di MA 06 itu" tukas mbah warso.

Saya belajar banyak tentang beliau, lewat penuturan khasnya yang memberikan wejangan berupa nasihat, untuk selalu berhati-hati dalam hal tindakan dan pergaulan. Memang di era yang serba modern saat ini, banyak ditemukan ketimpangan-ketimpangan sosial mengenai akhlak dan perilaku pemuda saat ini, seperti yang diberitakan media-media massa saat ini.

"sekarang itu banyak narkoba, opo maneh kamu jauh-jauh darI rumah, merantau untuk menuntut ilmu, kasihan orang tua yang di rumah, membiayai kamu mahal-mahal. sing bener nek sekolah"

Sontak, seakan digigit semut. langsung terbesit dalam hati, "oh iya harusnya kan saya masuk kelas, udah telat nih, tapi ga papa lah dari pada gak masuk".

Sejenak sebelum beranjak, saya akhirnya memutuskan untuk membeli jamu kunir asem yang bervolumekan 600 ml. Seharga Rp. 5000 rupiah saja.

Langkahku berlanjut,  waktu menunjukkan pukul 14.30,"waduh telat 40 menit nih".

Ketika hampir sampai ke kelas, ternyata teman-teman sekelasku masih menunggu kedatangan dosen dengan duduk santai di depan kelas.  Saya pun memutuskan ikut nimbrung sambil nunggu dosen datang. Sampai pukul 15.17 dosen tak kunjung datang, teman-teman pun mulai resah. Barulah ada yang memprofokasikan untuk pulang saja, dikarenakan dianggap sudah melewati batas tunggu.

Saya pun ikut pulang..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun