Mohon tunggu...
Redha Andika Ahdi
Redha Andika Ahdi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Travel Blogger

Penulis sederhana dengan berjuta harapan bersama kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merdeka Indonesia, Merdeka Menanam

17 Agustus 2022   23:09 Diperbarui: 17 Agustus 2022   23:15 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah-tengah kemeriahan perayaan Hari Kemerdekaan RI ke 77, suasana berbeda di rasakan di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Tepatnya di puncak hutan pinus yang kini sudah gundul. Beberapa orang pemuda yang berasal dari berbagai latar belakang dan telah mendedikasikan waktu mereka untuk pertanian menggelar upacara kemerdekaan dan pengibaran bendera di tengah hutan pinus gundul.


Hutan pinus seluas kurang lebih 50 Hektar yang dulunya asri ditumbuhi pohon pinus berumur puluhan tahun, kini berubah menjadi lahan tandus pengundang bencana. Betapa tidak, pohon pinus yang sebelumnya berfungsi sebagai penahan longsor di tebing bukit dengan kemiringan hampir mencapai 70 derajat itu kini sudah kritis. Berbagai potensi bencana seperti kekeringan, longsor, bahkan galodo menjadi sebuah ketakutan di tengah masyarakat, terutama para petani yang mempunyai sawah dan lahan di sekitar tebing hutan pinus.

(dokpri)
(dokpri)

Upacara ini dihadiri oleh Nurkholis Kanti, Korwil GEMPITA (Gerakan Pemuda Tani) Sumatera Barat. Acara ini diinisiasi oleh sekumpulan anak muda yang tergabung di dalam Komunitas Ladang Paloma. Para pemuda dengan berbagai latar belakang seperti penggiat kopi, penggiat pertanian modern, aktivis sosial media, hingga pemerhati lingkungan hidup.

Tidak hanya upacara bendera di tengah hutan gundul, Komunitas Ladang Paloma bersama Gempita juga berupaya melakukan reboisasi di tengah krisis lingkungan dengan menanam tanaman tua seperti pokat, durian, dan berbagai tumbuhan lain.

(dokpri)
(dokpri)

"Kami berharap masyarakat sadar akan pentingnya reboisasi untuk menghindari berbagai bencana alam ke depannya", kata Eki, seorang aktivis lingkungan yang kini aktif sebagai Dirut BUMNAG Sitapa.

"Kemerdekaan yang sepenuhnya belum sampai kepada para petani dan lingkungan, kemerdekaan baru akan sampai ketika para petani sejahtera, dan lingkungan kita terbebas dari bencana yang disebabkan sekelompok oknum tidak bertanggungjawab", sambung Redha Andika Ahdi, salah satu penggerak komunitas Ladang Paloma.

(dokpri)
(dokpri)


Nurkholis juga menuturkan di waktu bersamaan, "Masyarakat yang peduli harus segera bergerak untuk menyelamatkan lahan yang sudah kritis, bergeraklah meskipun dengan jumlah sedikit, lebih baik memulai dari hal kecil dari pada tidak sama sekali."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun