Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Author

Mahéng menulis di berbagai platform. Di Kompasiana, ia belajar menguleni isu-isu berat dengan adonan humor, kadang matang, sesekali gosong, adakalanya garing, dan nggak jarang absurd, persis seperti hidupnya sendiri. Intip X/IG @iamaheng.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ketika Esai Mengkritik Esai yang Mengkritik Esai: Drama Kompasiana yang Nggak Tamat-Tamat

10 Oktober 2025   12:03 Diperbarui: 10 Oktober 2025   13:19 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat oleh AI yang mungkin diam-diam juga Kompasianer. 

Saya menikmati pertengkaran ini, karena di dunia literasi, terutama di Kompasiana, kalau semua orang setuju itu tandanya bukan diskusi, tapi arisan. Dengan kata lain, ribut adalah bentuk cinta yang belum ketemu diksi. 

Engkong Felix dan Seni Menertawakan Admin

Bila bicara kritik terhadap admin Kompasiana, nggak bisa dipisahkan dari Engkong Felix Tani. Kompasianer veteran ini sudah menulis kritik sistem selama lebih dari lima tahun (satu kali pilpres kalau nggak tiga periode dengan menabrak konstitusi) dari soal plagiat puisi Sapardi Djoko Damono yang lolos jadi “Pilihan” sampai saltik “insustri” yang malah naik jadi artikel utama.

Admin bahkan pernah dituding “lari terbirit-birit” oleh Kompasianer Feb, karena mencopot label “Pilihan” dari artikel kritik Felix, sekaligus menghapus bukti plagiat yang dilaporkannya. 

Ini mirip kasus kriminal yang barang buktinya dihilangkan oleh polisinya sendiri.

Yang menarik, Engkong Felix belakangan memakai label “Humor” untuk artikelnya. 

Strategi cerdas: kalau ada yang tersinggung, tinggal bilang, “ini kan bercyanda.” Mirip komedian yang mengkritik pemerintah tapi bersembunyi di balik “ini cuma joke.”

Meski begitu, doi juga menunjukkan “simpati” kepada para admin yang bekerja 24 jam menyeleksi ratusan artikel per hari, dengan gaji “hanya satu persen dari Wakil Komisaris Utama bank BUMN.” 

Mereka harus membaca tulisan tentang tips berdiskusi dengan biawak, teori konspirasi global, sampai kritik presiden, sambil menahan komentar Kompasianer yang yakin dirinya lebih layak dari headline. 

Kalau bukan pengabdian, kerja-kerja admin mungkin bisa dikatakan spiritualitas tingkat lanjut.

K-Rewards: Sistem Poin yang Bikin Pusing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun