Mohon tunggu...
I Ketut Suar Adnyana
I Ketut Suar Adnyana Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, FKIP Universitas Dwijendra Denpasar

Lahir pda tanggal 15 Mei 1967 Menamatkan S1 Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia, Tahun 1992 pada FKIP Universitas Udayana Menyelesaikan S2 bidang Linguistik di Universitas Udayana pada tahun 2008 Menyelesaikan S3 bidang Linguistik di Universitas Udayana tahun 2012

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Merdeka Belajar: Memerdekakan Siswa dalam Pembelajaran

6 Februari 2021   16:59 Diperbarui: 6 Februari 2021   17:11 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Fenomena ini akan terus terjadi. Peran orang tua sangat penting untuk membatasi penggunaan handphone. Ketika anak membuat PR, orang tua hendaknya menyediakan dan meluangkan waktu mendampingi anak dalam membuat PR. Cara instan yang dilakukan siswa memberikan dampak negatif bagi siswa. Siswa tidak melatih keterampilan membaca tetapi siswa hanya terampil berburu informasi tanpa memahami apa yang dibuat. 

Orang tua perlu menjelaskan kepada anak apa efek negatif penggunaan hand phone. Orang tua sebagai pendamping, bisa memberikan bagaimana memanfaat hand phone dengan baik. Orang tua perlu membuat "kontrak" kepada anak berkaitan penggunaan hand phone. Apabila tidak dilakukan kesepakatan, anak dengan leluasa menggunakannya. Banyak hiburan dan  aplikasi game yang ada pada handphone. Dikhawatirkan tanpa kontrol orang tua, anak akan menghabiskan waktu hanya berkutat dengan game.

Disamping peran orang tua, peran guru juga sangat penting untuk memberi arahan bagaimana cara menggunakan handphone dengan baik sehingga handphone dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah memang sangat penting untuk mengembangkan kompetensi siswa tetapi peran guru harus berubah. Guru berperan sebagai learning manager. Guru mampu memposisikan diri sebagai manajer dalam pembelajaran.

Keterampilan guru dalam melakukan fungsi sebagai manajer berupa keterampilan guru dalam memanfaatkan smartphone sebagai sumber belajar. Guru melatih dan meningkatkan kemampuan siswa mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill). Tentu tingkatan berpikir siswa disesuaikan dengan perkembangan psikologis dan umur siswa. Tuntutan berpikir tingkat tinggi  siswa SD berbeda dengan siswa SMP. Hal ini perlu mendapat perhatian guru sehingga proses berpikir kritis siswa terlatih sejak usia Sekolah Dasar.

Cara yang bisa dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan cara melatih kemampuan siswa berargumentasi. Siswa mampu menggali lebih dalam terhadap infomasi yang diperoleh dari internet. Hal ini penting dilakukan karena selama ini ranah yang dominan dikembangkan adalah ranah kognitif siswa. Seharusnya porsi yang lebih besar dikembangkan adalah ranah psikomotor dan memadukan dengan ranah afektif. 

Tugas siswa tidak hanya berhenti apabila siswa telah mengerjakan tugas itu. Perlu ada tindak lanjut terhadap PR yang dibuat siswa. Selama ini guru hanya memberikan nilai dan memberikan komentar terhadap tugas siswa. Guru dituntut untuk menerapkan kemampuan manajerialnya. Apa yang dipelajari dan apa yang dikerjakan siswa  bermanfaat bagi siswa sehingga siswa mempunyai pengalaman dalam proses pembelajaran.  

Manajerial dalam mengaktifkan siswa perlu dimiliki guru. Guru hendaknya mampu berinovasi dalam pembelajaran untuk menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan pada desrupsi  teknologi pada saat ini.  Buku teks pada saat ini bukan merupakan satu-satunya sumber belajar. Siswa secara masif menggunakan kecanggihan teknologi komunikasi (smartphone).  Penggunaan teknologi komunikasi tersebut perlu diarahkan sehingga penggunaannya bermanfaat bagi siswa. Apabila tidak diarahkan, siswa akan sebagai pengguna pasif  yang hanya menerima informasi tanpa melatih kemampuan untuk menelaah informasi tersebut.

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa merupakan bentuk kemampuan manajerial guru dalam pembelajaran. Guru sudah mempunyai ancangan untuk meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis. Peningkatan kemampuan tersebut terus ditumbuhkan sehingga siswa  mau membaca hasil pencarian di google. Siswa benar-benar mengerti tentang tugas yang dikerjakan siswa.Hal itu memberikan efek positif bagi siswa. Disamping untuk meningkatkan pemahaman, siswa  juga dilatih untuk berargumentasi dengan mengutarakan pemahamannya terhadap tugas yang telah diselesaikan.

2. Sekolah Menentukan Kelulusan Siswa

Nafas lega bagi siswa dan guru dirasakan ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan bahwa tahun 2020 merupakan pelaksanaan UN terakhir. Keputusan tersebut tentu menggembirakan bagi siswa, guru dan orang tua siswa. Kalau dicermati pelaksanaan UN sebelum 2020, UN menjadi penentu kelulusan siswa. UN merupakan bentuk asesmen yang menakutkan. Bukan hanya bagi siswa UN itu menakutkan bahkan pejabat daerah juga takut akan pelaksanaan UN yang nota bene mutlak dijadikan tolak ukur kelulusan siswa.

Jika dicermati dengan baik, UN ibarat dewa pencabut nyawa. Untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi UN, pihak sekolah memberikan jam tambahan pada mata pelajaran yang di UN-kan. Bukan hanya mengikuti jam tambahan di sekolah saja,  siswa juga mengikuti les pada lembaga bimbingan  belajar. Siswa diporsir untuk mencapai target kelulusan. Untuk mengukur kemampuan siswa, bermacam-macam try out dilakukan dari tingkat gugus, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi. Semua model try out tersebut sangat menjemukan siswa. Siswa terpaksa berhadapan dengan soal-soal yang bersifat hapalan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun