Mohon tunggu...
Husaini.mhd
Husaini.mhd Mohon Tunggu... Wiraswasta - backpacker

Bermimpi Keliling Dunia untuk dapat menapaki jejak-jejak keindahan sang Pencipta dan mengabadikannya, berharap dapat menginspirasi orang-orang untuk traveling backpackermate.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkemah Akhir Pekan di 0 KM Citarum, Situ Cisanti Bandung Selatan

18 Maret 2018   19:01 Diperbarui: 18 Maret 2018   19:47 2673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situ Cisanti terletak di Selatan Bandung, tepatnya di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Situ Cisanti merupakan danau buatan yang menampung air dari 7 mata air utama Sungai Citarum. Yakni mata air Pangsiraman, Cikolebere, Cikawadukan, Cikahuripan, Cisadana, Cihaniwung, dan Cisanti. Warga sekitar menyebut kawasan mata air ini dengan sebutan terhormat, yaitu mastaka Citarum atau kepala Citarum. Mungkin masih terdengar asing di telinga beberapa orang, jangankan orang luar bandung mungkin orang bandungnya pun masih banyak yang belum tahu tentang tempat ini.

Situ Cisanti atau dalam Bahasa resmi situ itu danau atau juga waduk atau hulu sungai, bisa dibilang seperti itu. Situ Cisanti memang belum terlalu terkenal sepert  Situ Patenggang di Ciwidey atau Situ Cileunca di Pangalengan, sudah pasti tempat tersebut sudah sering  terdengar oleh banyak orang . Nah disini kita akan ceritain pengalaman camping kita disana, check this out…

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi
Berawal dari suami searching di google tempat camping yang masih belum terlalu ramai sekitaran bandung dan pilihan jatuh ke Situ Cisanti. Kita tidak hanya pergi berdua ada salah satu teman suami yang ingin ikut juga bersama kita. Dia salah satu teman suami yang suka ikut pergi bareng kita berdua dari sejak jaman kita pacaran sampe kita menikah pun dia kadang selalu ikut pergi bareng kita.

Kita mulai perjalanan dari Kopo Margahayu, dan kita menggunakan sepeda motor, jalan menuju Situ Cisanti ini seperti biasa kita akan melewati Jalan Pangalengan, sehabis jalan pangalengan belok kiri dibundaran pangalengan, disini kita akan melewati pasar, kalau yang belum punya bekal atau logistik belilah disini, karena setelah melewati pasar jarang ada warung tempat belanja yang lengkap, paling hanya warung kecil untuk ngopi atau makan gorengan. Oh iya… jangan lupa isi bensin juga kalo kalian pake kendaraan pribadi motor atau mobil, soal pom bensin terakhir itu berada di pasar.

Setelah semua beres dengan perbekalan kita lanjut perjalanan, setelah pasar kita akan memasukin jalanan yang bekelok-kelok sampai memasuki kawasan Perkebunan teh Malabar, dari pintu gerbang perkebunan teh Malabar belok ke kiri yang kearah tempat pemandian air panas Cibolang dari situ belok ke kanan lurus terus ikutin jalan utama, soal kalo kalian belok ke kiri pastilah sampe di Cibolang. Hehe. Nah dari dari sini lumayan cukup jauh juga, di sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan pemandangan hijaunmya perkebunan teh, lumayankan menyejukan mata, setelah itu kita akan masuk ke tempat akan masuk ke persimpangan dan di tengahnya ada semacam tugu lupa entah tugu apa, dari situ kita lurus saja masuk ke area perkebunan teh Kertasari, biar aman kalian bisa tanyakan ke penduduk sekitar.

Setelah beberapa saat berjalan dikarenakan banyak jalan yang bercabang akhirnya kitapun hinggap di tukang batagor untuk mengisi perut sekalian menanyakan jalan, kata bapak tukang batagornya sudah hampir sampai, sekitar -+5-10 menitan, sebelum Situ Cisanti, kita akan melewati Pabrik Teh Kertasarie  yang cukup unik, bangunan tua yang antic ini konon berumur hampir seabad, kantor perkebunan teh sekaligus pabrik pengolahan the didesa kertasari ini berdiri sejak tahun 1920 atau dimasa penjajahan belanda dan sampai saat ini masih berdiri kokoh dan terawat. Sejenak kitapun mengabadikan momen, sayang sekali kalo kita lewatkan moment berfoto dengan gedung seantik ini.

backpackermate.blogspot.co.id
backpackermate.blogspot.co.id
Setelah itu kitapun segera bergegas,  di perjalanan sudah keliatan pinggir Situ Cisanti, makin semangat saja ingin segera sampai, akhirnya kitapun sampai di pintu gerbang masuk, jangan lupa siapin uang buat tiket masuknya, harga tiket masuk wisata Rp. 10.000  dan Rp. 15.0000/ malam untuk yang mau camping, itu belum termasuk parkir ya dan jangan lupa titipkan helm jika yang membawa motor ke bapak tukang parkir atau warung sekitar untuk menghindari helm hilang atau terkena hujan.

Memasuki kawasan Cisanti di sebelah kanan jalanan ada mushola dan sebelah kiri toilet umum, situ ini masih belum terlihat, kita harus menuruni beberapa anak tangga, tidak berapa lama sudah terlihat Situ ini, tetapi ternyata airnya agak hitam tidak sebersih yang di bayangka, dan kitapun melanjutkan perjalanan kembali untuk mencari tempat yang strategis untuk mendirikan tenda, mungkin ini yang membuat lama karena untuk mencari tempat sesuai yang diinginkan itu gampang-gampang susah.

Karena selain untuk mendirikan tenda kitapun harus mencari tempat yang terdapat dua pohon untuk memasang hammock untuk bersantai, kitapun berjalan mengitari pinggiran situ cisanti, setelah sampe di ujung sebelah kanan kita akan mendapati mushola, toilet dan makam, agak sedikit heran juga ditempat wisata seperti ini  terdapat makam, karena kita penasaran kita pun menanyakan ke seorang bapak yang ada disitu, dia mengatakan bahwa itu ternyata situs/makam untuk dijadikan tempat orang-orang berjiarah. Disitu terlihat seperti bangunan mirip pondok kecil yang didalamnya terdapat sebuah makam dan dipinggir bangunan tersebut juga terlihat  ada seperti kolam yang jernih sekali airnya kelihatan biru bening beda jauh dengan warna air didanau (Situ) yang terlihat keruh dan  hitam.

Mastaka Citarum (Kepala Citarum) / Mata air Cikahuripan
Mastaka Citarum (Kepala Citarum) / Mata air Cikahuripan
Patlasan Sembah Damlem Dipati Ukur
Patlasan Sembah Damlem Dipati Ukur
Ternyata warga meyakini mitos yang menyebutkan kawasan Cisanti merupakan tempat petilasan Sembah Dalem Dipati Ukur yang merupakan tokoh sejarah Sunda

Mistis memang, namun kita tidak terlalu memikirkan hal tersebut, dan kitapun melanjutkan perjalanan, oh ya... kata si bapak yang tadi disini kita tidak boleh sembarang mendirikan tenda karena mungkin dekat dengan wilayah makam atau tempat-tempat orang berjiarah.  Setelah itu kitapun melanjutkan perjalanan, setelah cukup jauh berjalan akhirnya kitapun mendapatkan tempat yang strategis dengan dua pohon yang cukup untuk memasang hammock tanpa tunggu lama lagi kitapun langsung mendirikan tenda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun