Mohon tunggu...
Hukum Hindu (Mertamupu)
Hukum Hindu (Mertamupu) Mohon Tunggu...

Akun sebelumnya www.kompasiana.com/mertamupu. \r\nID Facebook:facebook.com/mertamupu .\r\nAkun sekarang www.kompasiana.com/mertamupu.co.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sivarātri Di India Dan Di Bali Sebuah Kajian Banding

17 Januari 2012   15:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:46 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejalan dengan pernyataan di atas, kakawin Shivarātrikalpa menyatakan keutamaan Brata Shivarātri seperti diwedarkan oleh Sang Hyang Shiva sebagai berikut :

"Setelah seseorang mampu melaksanakan Brata sebagai yang telah Aku ajarkan, kalahlah pahala dari semua upacara Yajña, melakukan tapa dan dana punya demikian pula menyucikan diri ke tempat-tempat suci (patìrthan), pada awal penjelmaan, walaupun seribu bahkan sejuta kali menikmati Pataka (pahala dosa dan papa), tetapi dengan pahala Brata Shivarātri ini, semua Pataka itu lenyap".

"Walaupun benar-benar sangat jahat, melakukan perbuatan kotor, menyakiti kebaikan hati orang lain, membunuh pandita (orang suci) juga membunuh orang yang tidak bersalah, congkak dan tidak hormat kepada guru, membunuh bayi dalam kandungan, seluruh kepapaan itu akan lenyap dengan melakukan Brata Shivarātri yang utama, demikianlah keutamaan dan ketinggian Brata (Shivarātri ) yang Aku sabdakan ini"
( Shivaratrikalpa, 37, 7-8).


D. Pelaksanaan Brata Shivarātri di India dan di Indonesia

Pelaksanaan Brata Shivarātri di India pada paro petang ke-14 bulan Phlaguna (Februari-Maret) hampir sama dengan di Indonesia yang dilakukan pada paro petang ke-14 bulan Magha (Januari-Februari), yakni mereka tidak tidur selama 36 jam, sembahyang ke pura-oura Sang Hyang Shiva dan pura-pura ini para Pūjari (semacam pandita atau pemangku di Bali) melakukan upacara Abhiseka Lingga, mempersembahkan Naivedya (sesajen yang umumnya terbuat dari tepung gandum , susu, buah-buah dan sari buah), dilanjutkan dengan mengucapkan/membaca doa-mantra seperti Shiva Samhitā, Shivamahimastotra, Shivasahasranāma (seribu nama Sang Hyang Shiva) dan umat pada umumnya mengucapkan Japa Pañcāksara Shiva (Shivamahāmantra) : OM NAMAH SIVĀYA sejak pagi hingga keesokan harinya menjelang mata hari terbenam. Umat Hindu di samping melakukan Upavasa (puasa) juga melakukan Bhajan (mengidungkan lagu-lagu suci memuji keagungan Tuhan Yang Mahaesa sepanjang siang dan malam hari. Bhajan yang tiada hentinya dilakukan oleh banyak orang secara serempak dan atau bergiliran disebut Akhandabhajan dan keesokan harinya umat Hindu berduyun-duyun mandi di sungai suci seperti Gangga, Yamuna atau Patìrthan-Patìrthan terdekat.

Sebagai informasi yang akurat, kami kutipkan di sini pelaksanaan Shivarātri yang dilaksanakan di Sivananda Asram, Rishikesh, Uttar Pradesh, sebagai berikut :

1.Seluruh siswa dan Sanyasin melakukan puasa sepanjang siang dan malam hari tanpa minum setetes airpun.

2.Sebuah Havan (Agnihotra) yang besar dilaksanakan untuk memohon kedamaian dan kesejahtraan seluruh umat manusia.

3.Sepanjang hari dan malam, semua siswa dan Sanyasin melakukan Japa mengucapkan Shivamahāmantra Om Namah Sivāya.

4.Sepanjang malam semua berkumpul di pura milik Ashram dan melakukan Japa tersebut diiringi dengan Bhajan atau meditasi.

5.Setiap tiga perempat malam dilaksanakan pemujaan (Abhiseka) Lingga secara khusuk. (Semalam 4 kali pemujaan).

6.Diksa kepada Sanyasin baru, juga diberikan oleh Sanyasin Guru pada hari yang suciini.

Terdapat sedikit variasi dalam perayaan Shivarātri di India adalah hal yang wajar karena kondisi umat Hindu yang berbeda-beda.

Di Indonesia, dalam rangka standardisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat telah menetapkan keputusan Seminar tentang Shivaratri yang pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

l. Brata Shivarātri, terdiri dari :
a. Uttama, dengan melaksanakan :
1). Monabrata (berdiam diri dan tidak berbicara).
2). Upavasa (tidak makan dan minum).
3). Jagra (berjaga/melek,tidak tidur).
b. Madhyama (menengah) dengan melaksanakan :
1). Upavasa (tidak makan dan minum).
2). Jagra (berjaga/melek,tidak tidur).
c. Kanistama (sederhana) dengan melaksanakan :
Hanya Jagra (berjaga/melek,tidak tidur).

2. Tatacara melaksanakan Upacara Shivaratri :
a. Untuk Sang Sadhaka sesuai dengan Dharmaning Kawikon.
b. Untuk Valaka (umat pada umumnya) didahului dengan asuci laksana (menyucikan diri). Upacara dimulai dengan urutan sebagai berikut :

1.Maprayascitta, sebagai penyucian pikiran.

2.Mapajati , mempersembahkan sesajen ke Sanggar Surya untuk memohon persaksian kehadapan sang Hyang Sūrya.

3.Sembahyang kehadapan leluhur yang telah mencapai Siddhadevatā, untuk memohon bantuan dan tuntunanya.

4.Mempersembahkan sesajen kepada Sang Hyang Shiva. Banten ditempatkan pada palinggih, padmasana atau dapat pula pada piyasan di Sanggah Pamarajan. Bila semua palinggih tidak tersedia (misalnya di halam atau ruangan terbuka) dapat membuat semacam altar, yang dipandang wajar untuk melakukan sembahyang yang ditujukan kepada Sang Hyang Shiva dan dewata Samoddhaya. Setelah sembahyang dilanjutkan dengan nunas Tirtha sebagai biasa.

5.Sementara melakukan sembahyang Brata, baik Mona (Mauna), Upavasa dan Jagra tetap dilaksanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun