Mohon tunggu...
Hukum Hindu (Mertamupu)
Hukum Hindu (Mertamupu) Mohon Tunggu...

Akun sebelumnya www.kompasiana.com/mertamupu. \r\nID Facebook:facebook.com/mertamupu .\r\nAkun sekarang www.kompasiana.com/mertamupu.co.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sivarātri Di India Dan Di Bali Sebuah Kajian Banding

17 Januari 2012   15:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:46 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memperhatikan sumber-sumber ajaran Brata Shivarātri tersebut di atas dan juga pelaksanaannya di India dan di Indonesia terdapat perbedaan bulan jatuhnya hari Shivarātri itu, yakni pada hari yang sama, yaitu Caturdaúi Kåûóapakûa (paro petang ke-l4) bulan Magha (ke-VII) dan Phalguna (ke-VIII). Bila kita telusuri perbedaan itu, justru kita dapatkan secara tegas dinyatakan dalam sumber-sumber berikut :

l. Garuda Purana, kitab ini secara tegas menyatakan Shivarātri dilaksanakan pada paro petang ke-14 (Caturdasi Krsnapaksa), Maghamāsa atau Phalgunamāsa, yakni bula ke VII (kapitu) dan ke-VIII (kaulu).

2. Agni Purana, kitab ini juga secara tegas menyatakan adanya perbedaan bulan, yakni Magha (ke-VII) atau Phalguna (ke-VIII).

3. Padma Purana, kitab ini tegas pula menyatakan adanya dua bulan yang sama untuk melaksanakan Shivarātri seperti tersebut di atas.

4. Shivarātrikalpa, satu-satunya sumber di Indonesia, berbahasa Jawa Kuno tegas pula menyebutkan hanya pada bulan Magha (Caturdasa hireng, Maghamāsa). paro petang
ke-14.

Selanjutnya berdasakan pengamatan kami pelaksanaan hari suci Shivaratri di India dilaksanakan pada bulan Phalguna, yang tahun jatuh pada tanggal 14 Februari l995 sedang di Indonesia (Bali) adalah sesuai sumber kakawin Shivarātri tersebut di atas dan untuk tahun ini jatuh pada tanggal 30 Januari l995. Mengapa terdapat perbedaan hari Shivarātri itu ? Bila kita kembali pada sumber, memang kitab-kitab Purana tersebut tegas menyatakan hal itu, namun demikian penulis mencoba mengkajinya melalui pendekatan geografis, karena untuk melakukan suatu kegiatan kita tidak dapat melepaskan diri dengan keadaan atau lingkungan alam kita. Mengingat kedudukan bumi India (Bharata Varsa), yakni membujur dari arah Utara , Himalaya ke Selatan sampai Kanya Kumari (Tanjung Comorin) demikian panjang dan luasnya, maka kedudukan bulan pada saat itu antara di daerah Utara dengan Selatanpun berbeda. Kiranya atas dasar geografis ini di benarkan pelaksanaan Shivarātri berbeda satu bulan, walaupun kini umat Hindu di India hampir seluruhnya melaksanakannya pada bulan Phalguna.

Berbeda dengan umat Hindu di India, umat Hindu di Indonesia ( Bali ) melaksanakan Shivarātri sesuai sumber kakawin berbahasa Jawa Kuno di atas, dan pada bulan Magha (ke-VII) ini, situasinya sangat cocok dengan penggambaran seseorang pemburu yang kelaparan dan kehujanan di tengah hutan. Bagi umat Hindu di Indonesia yang kebetulan letak geografisnya di daerah katulistiwa yang membentang dari Timur ke Barat, maka bulan Magha ini adalah tepat, dan bulan mati (Tilem/Amavasya) paling gelap di antara dua belas Tilem, kiranya adalah pada Tilem Ke-VII ini.

C. Keutamaan Brata Sivarātri

Walaupun sudah setiap tahun, pada hari suci Shivarātri, umat Hindu selalu merayakan hari suci ini dengan berbagai kegiatan agama seperti puasa, melakukan sambang samadhi (tidak tidur) semalam suntuk dan menyucikan diri, diskusi-diskusi atau Dharmatula tentang Shivarātri selalu dilaksanakan. Namun demikian, dalam tulisan ini dicoba pula untuk mengetengahkan keutamaan Shivarātri sebagai berikut :

Kitab Shiva Purāna menyatakan bahwa seorang bernama Bhilla yang pekerjaan- nya sebagai pemburu (suka membunuh binatang) mendapatkan anugrah dari Sang Hyang Shiva, tidak hanya berupa sorga, tetapi juga Mokûa dalam tingkatan Sayujya, yakni bersatu dengan Tuhan Yang Mahaesa. Selanjutnya kitab Shiva Purana menyatakan:

"Di antara berbagai Brata, mengunjungi tempat suci, memberi dana punya yang mahal seperti batu mulia (emas dan permata), melakukan berbagai jenis upacara Yajña, berbagai jenis tapa (pertapaan) dan melakukan berbagai kegiatan Japa (mengucapkan berulang-ulang nama-nama-Nya atau mantra untuk memuja keagungan-Nya), semuanya itu tidak ada yang melebih keutamaan brata Shivarātri. Demikian keutamaan Brata Shivarātri, hendaknya Brata ini selalu dilaksanakan oleh mereka yang menginginkan keselamatan dan keberutungan. Brata Shivarātri adalah Brata yang sangat mulia, agung yang dapat memberikan kesejahtraan dan kebahagiaan lahir dan bathin (Shastri, Shiva Purana, Koti Rudrasamhita, XL. 99-101,Vol.3, Part III, p. 1438).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun