Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mandalika, Dari Legenda Menuju Pusat Pariwisata Dunia

17 November 2021   08:52 Diperbarui: 17 November 2021   08:54 2265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan biru laut yang indah (sumber : website Indonesia Travel)

Berangkat dari cerita legenda, tak lengkap kalau kaki ini tidak berkunjung ke Desa Sade mengenal kental budaya suku Sasak asli.

Kita akan terpana lewat arsitektur rumah masyarakat Sade masih sangat sederhana. Tiang penyangga berupa bambu, dinding berupa anyaman serta atap terbuat dari jerami.

Warga masih mempertahankan kelestarian adat dan budaya yang kental, walaupun telah masuk pengaruh budaya luar. Mulai dari bangunan tempat tinggal yang etnik dan tradisional.

Bahkan yang unik, lantai di rumah terlihat seperti terbuat dari semen, padahal tidak. Lapisan lantai murni terbuat dari tanah liat. Masyarakat Suku Sasak punya kebiasaan mengepel lantai rumah mereka dengan kotoran sapi.

Menjunjung Tradisi Leluhur

Pintu masuk ke Desa Sade, Lombok (sumber : website Indonesia Travel)
Pintu masuk ke Desa Sade, Lombok (sumber : website Indonesia Travel)

Cuaca pada siang hari terasa cukup panas di Desa Sade yang tidak terlalu luas. Untuk masuk ke desa kita harus ditemani oleh seorang pemandu lokal yang merupakan penduduk Desa Sade.

Kampung ini masih dihuni oleh warga asli suku Sasak di Lombok. Ada "Bale" yang menjadi tempat tinggal suku Sasak yang memiliki fungsi berbeda.

Selain itu, masih ada sistem kepercayaan yang dianut oleh suku sasak di Desa Sade adalah Wetu Telu.

Penganut Wetu Telu masih mempercayai kekuatan gaib yang ada pada beberapa benda, roh suci dan nenek moyang.

Keunikan lainnya yang bisa dijumpai adalah bagaimana cara mereka mempertahankan garis keturunan untuk melestarikan tradisi.

Warga lokal tidak mengenal istilah tunangan atau semacamnya. Jika seorang pria hendak mengajak menikah gadis pujaannya, maka pria cukup menculik wanita yang bersangkutan. Lah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun