"Nang ndesa saiki gelar ya wes tak tinggalna adoh... Ora kanggo.. Lewih kanggo mlebu omaeh nini Dasem madang jangan dages... Be wes bombong" (Di desa sekarang gelar sudah saya tinggalkan jauh, Tidak terpakai, Lebih penting masuk rumah nenek Dasem makan dengan sayur dages, Itu juga sudah senang). Catatan: Dages adalah makanan khas Banyumas yang terbuat dari limbah kopra, nggak ada nilai gizinya, hehe.
Begitu ungkapan yang menjadi prinsip ibu kades Retno Nurdiana, istri kepala desa yang punya gelar S.Pd dan S.Sos.
Kesibukannya sehari-hari  terjun di masyarakat dengan bermacam kegiatan sebagai tanggung jawab seorang istri kades sudah melupakan gelar yang harusnya menempel di belakang namanya. Mengundurkan diri sebagai guru SMK adalah pilihan hidupnya. Beliau lebih memilih fokus mendampingi suaminya untuk mengabdikan dirinya pada masyarakat yang membutuhkan sosok seperti ibu Retno Nurdiana.
Semua waktu, pikiran, dan tenaganya dicurahkan untuk memajukan desanya.
Sebelumnya beliau tinggal di kota dan hidup berkecukupan. Hijrah ke desa barunya karena panggilan jiwa untuk membangun desa kelahiran suaminya dengan mendorong suaminya mencalonkan diri sebagai kades.
Banyak perubahan yang sudah dilakukan kades  untuk membuktikan visi misi ketika mencalonkan diri sebagai calon kepala desa. Berbagai prestasi sudah dicapainya. Tentu semua itu tak lepas dari kiprah ibu kades yang kreatif dan inovatif. Yang setia mendampingi suami dalam urusan pekerjaan dan rumah tangga yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
Semoga ibu kades Retno Nurdiana tanpa embel-embel gelar selalu sehat dan terus berjuang semangat mengabdikan dirinya pada desa barunya.
