Mohon tunggu...
Ashari
Ashari Mohon Tunggu... Buruh - Musafir

Menyukai Hal yang Baru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bolehkah Membuka Aib Diri Sendiri?

11 Juli 2021   01:36 Diperbarui: 11 Juli 2021   02:53 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bolehkah membuka Aib diri  sendiri ?

Akhir --akhir ini mungkin  kita sering mendengarkan beberapa orang yang bangga menceritakan aib --aibnya yang telah lampau dengan dalih motivasi ataupu hal lainnya kebanyak kalangan ,  tetapi hal ini membuka banyak perdebatan di banyak kalangan ,terkhususnya dalam ranah kepercayaan atau agama , dalam hal ini bagaimana sebetulnya hukum menceritakan aib sendiri kepada orang lain  menurut syariat islam ?...

 Dalam hal ini Islam melarang untuk membuka aib saudaranya apalagi membuka aib diri sendiri , dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah bahwasanuya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda:


 حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيْزِ بْنِ عَبْدِ اللهِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ أَخِي ابْنِ شِهَابٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ ( كُلُّ أُمَّتِيْ مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِيْنَ وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهِرِةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِالْلَيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهَ اللهُ فَيَقُوْلُ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ البَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وُيُصْبِحُ يَكْشِفُ سَتَرَ اللهُ عَنْهُ)

Telah mengabarkan kepada kami Abdul 'Aziz bin Abdullah, telah mengabarkan kepada kami Ibrohim bin Sa'd dari anak saudaraku Ibnu Syihab dari Ibnu Syihab dari Salim bin Abdullah, dia mengatakan, "Aku mendengar Abu Hurairah mengatakan : "Aku mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Setiap umatku akan mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla kecuali al Mujaahiriin (orang-orang yang menunjukkan bahwa ia telah berbuat maksiat kepada Allah ) yaitu semisal ada seorang laki-laki yang mengerjakan sebuah perbuatan (buruk ) pada malam hari kemudian ia menjumpai waktu subuh dan Allah telah menutupi aibnya (berupa perbuatan buruk ). Lalu laki-laki tersebut mengatakan, "Wahai Fulan, aku telah mengerjakan sebuah perbuatan buruk/jelek ini dan itu". "Maka itulah orang yang malamnya Allah telah menutup aibnya lalu ia membuka aibnya sendiri di waktu subuh (HR. Bukhori no. 6069 dan Muslim no. 2990 )

 Dalam hadist lain Rosulullah Saw Berkata :

لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

  "Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak." [Shahih Muslim]

Dari hadist ini bisa kita ambil sebuah pesan yang ada di hadist tersebut , bahwasanya Allah swt akan menutupi aib seseorang jika ia mau menutupi aib saudaranya ,lalu bagaimana mungkin seseorang mau membuka aibnya diri sendiri sedangkan Allah swt memuliakan orang yang mau menutupi aib saudaranya , karena memang ketika seseorang membuka aibnya diri sendiri dengan menceritakan masa lalunya yang mungkin banyak melakukan kemaksiatan maka ia tak terasa apa yang ia lakukan seolah membuka legalitas kemaksiatan , , orang lain akan mencoba maksiat tersebut tanpa ia tahu kapan ajalnya akan datang ,oleh karena itu islam melarang umatnya untuk menceritakan aibnya sendiri dan juga aib --aib saudaranya

Dari sini, kesalahan yang kita perbuat cukup untuk kita sendiri ,jangan disebar luaskan ke banyak orang lain dengan alasan apapun , sehingga orang lain tidak meniru kesalahan yang mungkin sudah kita lupakan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun