Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kehilangan Hewan Sesungguhnya Tidak Pernah Terjadi

12 November 2021   09:17 Diperbarui: 12 November 2021   13:27 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena Pewarnaan Bulu Hewan untuk Memikat Pembeli, Salahkah?

Di luar itu, masih ada. Sila Anda cari sendiri di profil saya. Barangkali saya sudah layak disematkan gelar "pengamat hewan". Hahaha.... Saya bisa bercerita banyak tentang hewan peliharaan dari pengalaman-pengalaman saya.

Soal ayam jantan

Waktu kecil, saya pernah memelihara seekor ayam jantan dari pecah telur sampai besar. Saya rutin memberinya makan. Saya lepaskan waktu siang. Saat menjelang malam, ia kembali pulang ke kandang.

Ketika saya sodorkan tangan berisi butir-butir beras, ia akan datang dan mematuknya. Saya menikmati kulit-kulit telapak tangan terpatuk olehnya. Sakit sih! Tetapi, karena senang melihatnya lahap makan, sakit itu hilang.

Suatu kali ada tamu datang ke rumah. Orangtua memutuskan menyembelih si ayam untuk disajikan sebagai menu menyambut tamu. Dimasaklah ayam dalam kuah gulai. Makanan kesukaan saya. Gulai ayam kampung. Rata-rata ada pada sajian makanan Batak.


Tahu, tidak, Anda? Selera makan saya hilang. Gulai itu sama sekali tidak saya sentuh. Meskipun kuahnya enak. Meskipun rempahnya kental. Tetapi, pikiran saya masih terngiang dengan pekikan suara si ayam waktu menjemput maut, disembelih di ruangan belakang.

Berkali-kali ditawarkan untuk makan, saya tetap bergeming. Ingin rasanya menghentikan proses penyembelihan itu, tetapi, apa daya, saya masih kecil. Tidak bisa banyak bicara.

Perkara anjing

Ini lebih banyak yang bisa saya ceritakan. Satu saja ya, agar saya tidak terlalu sedih menuliskan. Dulu, saya pelihara anjing di rumah. Namanya anjing, ia binatang setia.

Ia selalu berambisi dan antusias ketika menyambut saya pulang sekolah. Saya kerap menggendongnya di pundak. Saya elus-elus bulunya. Kalau ada orang asing datang, ia menggonggong. Orang rumah lekas keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun