Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kehilangan Hewan Sesungguhnya Tidak Pernah Terjadi

12 November 2021   09:17 Diperbarui: 12 November 2021   13:27 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu anjing peliharaan saya, sumber: dokumentasi pribadi

Sesungguhnya saya amat malas menulis soal ini. Hanyalah mengenang duka dan membuka kembali kesedihan masa lalu. Tetapi, tidak apalah, saya akan kembali berbagi itu. Barangkali kita, sesama pencinta hewan, bisa menjadi tegar, seusai membaca cerita ini.

Pengalaman saya memelihara hewan terlalu banyak. Bisa dibilang, hubungan kami berdua sangat lekat. Di Kompasiana, saya sudah menulis beberapa tulisan hanya membahas seputar hewan peliharaan. Sila baca daftar berikut, barangkali bermanfaat.

Sebelum Memelihara Hewan, Baca Dulu Tulisan Ini!

Sebelum Memelihara Hewan Berbulu Lebat, Sila Simak Hal-hal Berikut

Apakah Memelihara Hewan Mesti Sepasang?

Seberapa Dalam Ikatan Antara Tuan dengan Hewan Peliharaannya?

Lima Cara Memperkuat "Bonding" Antara Majikan dengan Peliharaannya

Mengapa Terkadang Orang Sulit Terkontrol Saat Belanja untuk Hobi?

Mengapa Kita Tidak Tega Makan Daging Hewan Peliharaan Sendiri?

Tip Memilih Ikan Hias Sehat Saat Membelinya

Fenomena Pewarnaan Bulu Hewan untuk Memikat Pembeli, Salahkah?

Di luar itu, masih ada. Sila Anda cari sendiri di profil saya. Barangkali saya sudah layak disematkan gelar "pengamat hewan". Hahaha.... Saya bisa bercerita banyak tentang hewan peliharaan dari pengalaman-pengalaman saya.

Soal ayam jantan

Waktu kecil, saya pernah memelihara seekor ayam jantan dari pecah telur sampai besar. Saya rutin memberinya makan. Saya lepaskan waktu siang. Saat menjelang malam, ia kembali pulang ke kandang.

Ketika saya sodorkan tangan berisi butir-butir beras, ia akan datang dan mematuknya. Saya menikmati kulit-kulit telapak tangan terpatuk olehnya. Sakit sih! Tetapi, karena senang melihatnya lahap makan, sakit itu hilang.

Suatu kali ada tamu datang ke rumah. Orangtua memutuskan menyembelih si ayam untuk disajikan sebagai menu menyambut tamu. Dimasaklah ayam dalam kuah gulai. Makanan kesukaan saya. Gulai ayam kampung. Rata-rata ada pada sajian makanan Batak.

Tahu, tidak, Anda? Selera makan saya hilang. Gulai itu sama sekali tidak saya sentuh. Meskipun kuahnya enak. Meskipun rempahnya kental. Tetapi, pikiran saya masih terngiang dengan pekikan suara si ayam waktu menjemput maut, disembelih di ruangan belakang.

Berkali-kali ditawarkan untuk makan, saya tetap bergeming. Ingin rasanya menghentikan proses penyembelihan itu, tetapi, apa daya, saya masih kecil. Tidak bisa banyak bicara.

Perkara anjing

Ini lebih banyak yang bisa saya ceritakan. Satu saja ya, agar saya tidak terlalu sedih menuliskan. Dulu, saya pelihara anjing di rumah. Namanya anjing, ia binatang setia.

Ia selalu berambisi dan antusias ketika menyambut saya pulang sekolah. Saya kerap menggendongnya di pundak. Saya elus-elus bulunya. Kalau ada orang asing datang, ia menggonggong. Orang rumah lekas keluar.

Suatu saat, saya melihat anjing saya mati tergeletak di halaman. Di dekatnya, ada bekas muntahan. Sepertinya ia tersedak. Barangkali makan racun.

Kalau soal makanan, karena sayang, tentu saya beri yang terbaik. Matinya bukan karena keterlambatan atau makanan tidak berkualitas dari pihak saya. Beberapa kali sempat saya amati dari dalam jendela kamar, ada satu dua anak iseng memberinya sesuatu dari sela-sela pagar.

Kasih sayang hewan dan majikan

Saya tidak sanggup memberikan kata apa yang cocok menggambarkan hubungan antara majikan dengan hewan peliharaannya. Kehidupan dari hari ke hari dilalui bersama.

Ada suka dan duka saling dibagikan. Kendati bahasa tidak sama, mereka tahu, apa di balik maksud kode-kode bahasa. Bicaralah soal anjing. Saya sudah merasakan betapa sulit mengajar anjing buang kotoran pada tempatnya.

Saya sudah menikmati betapa repot membersihkan bulu-bulu anjing yang bertebaran di lantai. Saya sudah mengalami bagaimana satu dua perabotan rumah rusak karena dibuat mainan oleh si anjing.

Tetapi, saya juga merasakan banyak suka dengannya. Kepatuhan, kesetiaan, perannya sebagai teman bermain, itulah lebih mengalahkan segala kelelahan dalam mengurusnya.

Sebagian orang bersedia bayar mahal untuk menemukan kembali hewan peliharaan

Sebab saking sayang majikan terhadap hewan, tidak jarang, mereka rela memberikan sejumlah uang yang nilainya tidak main-main, kepada barang siapa yang bisa menemukan hewannya saat hilang.

Waktu jalan-jalan sore, saya pernah mendapati sebuah poster tertempel di halte. Di sana, diberitakan peristiwa kehilangan kucing. Kucingnya bagus, berbulu lebat, dan berwarna abu-abu.

Sekilas saya terbelalak melihat jumlah bayaran yang dijanjikan. Kucingnya hilang setelah keluar dari apartemen. Sekilas kemudian, setelah mengenang pengalaman saya, saya tidak jadi heran akan jumlah itu.

Sesungguhnya, tidak pernah terjadi peristiwa kehilangan hewan peliharaan

Orang bilang, ada perjumpaan, pasti ada perpisahan. Ada kebersamaan, pasti ada kesendirian, suatu saat. Hewan peliharaan bisa hilang karena benar-benar hilang, semisal dicuri orang.

Bisa pula hilang, karena usianya sudah selesai di dunia. Pasti ada kesedihan di sana. Pasti, ada kenangan pahit karena tidak mau kehilangan. Pasti pula, suatu saat, kita senyum-senyum sendiri, mengingat indah kebersamaan dengannya.

Pada dasarnya, hewan peliharaan tidak pernah hilang. Ia selalu ada dalam hati kita, para majikan. Jika tidak, tentu, saya tidak akan bisa menceritakan secara detail dan tepat, kenangan-kenangan bersamanya, seperti tertulis di atas.

Inilah pemahaman saya, yang membuat saya tegar, untuk rela melepas kepergiannya. Saya tidak bisa melawan kematian dan kehilangan. Hewan-hewan itu tetap ada dan hidup dalam hati saya.

...

Jakarta.

12 November 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun