Pilih kata baku
Waktu menulis, Anda sering pakai "afdol" atau "afdal"? Apotek atau apotik? Terlanjur atau telanjur? Abjad atau abjat? Advokat atau adpokat? Asas atau azas? Zaman atau jaman?
Saya tidak sedang menjadi guru Bahasa Indonesia di sini. Saya hanya sedang dan akan terus belajar hal-hal itu selama masih menulis. Kata-kata baku (sudah benar sesuai standar) seyogianya mendapat perhatian utama untuk dipraktikkan.
Kita sebaiknya tidak membiasakan yang salah-salah. Dari Kompas, Dini Fitri berdasarkan buku Pedoman Kata Baku dan Tidak Baku (2017), menjelaskan secara umum, fungsi bahasa baku:Â
Pemersatu, pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.Â
Pemberi kekhasan, pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya.Â
Pembawa kewibawaan, pemakaian bahasa baku dapat memperlihatkan kewibawaan pemakainya.Â
Kerangka acuan, bahasa baku menjadi tolok ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seorang atau sekelompok orang.Â
Kitalah (salah satunya) sebagai penulis yang menguatkan dan mempraktikkan fungsinya dalam setiap tulisan.
Sajikan tulisan sesuai kaidah penulisan
Hal-hal lain selain kedua di atas, yang diatur dalam kaidah, tetap perlu mendapat perhatian dan dijadikan sebagai bahan pembelajaran penulis untuk bekal menulis.