Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mari Kita Berjuang bersama Tenaga Kesehatan

5 Juli 2021   11:25 Diperbarui: 6 Juli 2021   14:39 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tenaga kesehatan, sumber: freepik

Sekarang hari ketiga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Saya tinggal di ibu kota. Tepatnya, Jakarta Pusat. Setiap hari saya baca berita. Memantau perkembangan seputar penanggulangan Covid-19.

Dari Kompas (04/07/2021), diterangkan bahwa pada 1 Juni, angka pemakaman dengan protokol Covid-19 di Jakarta hanya 16 kasus. Kondisi kematian di bawah 20 orang bertahan sampai minggu pertama Juni 2021. Namun, sepekan terakhir, keadaan menjadi meningkat. 

"Satu minggu terakhir di atas 250, 304, 301, 362, (puncak pada Sabtu, 3 Juli 2021) 392," kata Anies.

Itu data. Saya tidak menyangsikan, karena mengamati sendiri. Bagaimana setiap hari kerap terdengar lantang, berita perkabungan dari masjid terdekat kediaman saya. 

Selain itu, tidak sulit menemukan bendera kuning bertengger di sudut-sudut jalan, pertanda ada kedukaan. Saya mau bilang Jakarta -- tepatnya lokasi sekitar saya -- baik-baik saja, tidak mungkin. Terlalu banyak situasi menyanggah itu.

Pada sisi lain, sekali waktu ketika keluar berjalan kaki membeli peralatan mandi di warung kelontong terdekat, masih saya temukan orang dengan santai mengendarai motor tanpa masker. Satu helai masker pun tidak. Padahal sekarang sudah dianjurkan dua.

Spontan, tebersit pemikiran. Apa maksud orang itu? Apa tidak mendengar pengumuman masjid? Apa tidak membaca berita seputar Covid-19? Apa tidak tahu ada varian barunya? Atau, tetap masa bodoh meskipun tahu?

Keadaan rumah sakit

Masih dari Kompas (04/07/2021), Gubernur DKI Jakarta mengatakan, meski secara data terlihat masih ada kapasitas rumah sakit, namun kenyataannya banyak warga yang tidak mendapat tempat untuk perawatan Covid-19.

"Sekarang pun warga banyak warga yang tidak mendapatkan tempat (perawatan), menunggu, mengantre di ICU, kita menyaksikan betapa tantangan ini nyata," kata Anies.

Data terakhir yang dipublikasi Pemprov DKI Jakarta Jumat (2/6/2021) lalu, tempat tidur isolasi ditingkatkan menjadi 11.134 dan sudah terisi sebanyak 10.220 atau 92 persen dari jumlah kapasitas. 

Sedangkan tempat tidur ICU yang disediakan sebanyak 1.344, telah terisi 1.268 pasien atau 94 persen dari kapasitas tempat tidur. Meski kapasitas bertambah, tingkat keterisian tak kunjung menurun karena kasus aktif Covid-19 terus melonjak.

Keadaan tenaga kesehatan

Di antara tingginya tingkat keterisian rumah sakit, ada tenaga kesehatan berjuang keras di sana. Mulai dokter, perawat, petugas farmasi, psikolog klinis, dan lainnya. Sebagian besar mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).

Sudah cukup kesaksian kita dengar, bahwa memakai APD tidak enak. Ribet dan tidak bisa sembarang dilepas. Ini membuat tenaga kesehatan tidak bisa bebas pula sekadar memenuhi "kebutuhan alami" di toilet.

Mereka sama seperti kita, masyarakat awam yang punya keluarga. Ada suami, istri, dan anak di rumah. Jika pasien yang berdatangan terus melonjak, bayangkanlah, adakah banyak waktu mereka untuk bertemu keluarga?

Jumlah mereka sangat terbatas. Tenaga, semangat, pikiran, pun ada batasnya. Tidak sedikit telah gugur sebagai pahlawan. Seberapa dalam simpati dan empati kita tersentuh mengetahuinya?

Tenaga kesehatan adalah benteng terakhir

Dahulu, timbul narasi bahwa posisi garda terdepan penanganan Covid-19 ada pada tenaga kesehatan. Sekarang, itu tidak berlaku. Tenaga kesehatan telah menjadi benteng terakhir, yang tidak boleh jebol pertahanannya.

Masyarakatlah garda terdepan penanggulangan Covid-19. Dari sisi pencegahan, masyarakat berperan besar mengurangi penyebaran virus.

Butuh kerja sama apik dan intensif antara masyarakat dengan tenaga kesehatan. Keduanya saling membutuhkan. Keduanya jika bersinergi dan satu arah, bukan tidak mustahil Covid-19 dapat teratasi.

Lantas, apa yang bisa masyarakat lakukan?

Terkesan klasik sebetulnya -- karena telah berulang kali diberitakan -- tetapi tidak ada salahnya saya ulas kembali. Semakin banyak ditulis dan dibaca, semakin menempel pada benak.

Sebisa mungkin diam di rumah saja

Sudah saatnya kita lebih mengendalikan diri keluar rumah. Sebisa mungkin berdiam di rumah saja. Jika bukan karena pekerjaan yang memang harus dikerjakan di luar, mari menahan diri.

Kemudahan teknologi dalam pesan antar makanan tersedia. Hiburan lewat gawai tidak kurang. Komunikasi virtual dengan keluarga gampang. Pekerjaan rumah tangga berjibun meminta diselesaikan. Kalau jeli, banyak yang bisa dikerjakan dalam rumah.

Terapkan protokol kesehatan secara ketat

Sekarang pakai masker tidak zaman satu lapis. Dianjurkan dua lapis. Masker kain di depan, belakangnya masker medis. Ini untuk menambah pertahanan.

Selain itu, anjuran menjauhi kerumunan, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, jaga kebersihan diri, jangan menyentuh benda-benda di tempat umum, dan protokol kesehatan lain, lebih diperketat penerapannya.

Gencarkan sosialisasi protokol kesehatan

Untuk terus memberi kesadaran kepada sesama, alangkah baik media sosial yang kita miliki digunakan untuk saling mengingatkan penerapan protokol kesehatan.

Ini bukan tugas pemerintah saja. Bukan pula hanya tenaga kesehatan. Semua pihak wajib membantu. Bayangkan, jika tiap-tiap anggota masyarakat menyebarluaskan, informasi penerapan protokol kesehatan pasti diketahui lebih banyak orang. 

Ajak orang sekitar untuk vaksin

Selanjutnya, mari ikut vaksin. Bagi yang belum, silakan secepatnya daftar. Tempat-tempat publik seperti beberapa stasiun dan bandara menyediakan.

Gratis, tidak berbayar. Beberapa hari lalu, saya sempat makan di sebuah warung soto. Saat itu sepi sekali. Saya iseng bertanya kepada penjualnya, sudah vaksin belum.

Ia berkata belum. Karena hubungan kami dekat (warung langganan), saya anjurkan ia untuk secepatnya vaksin. Saya bersaksi bahwa saya sendiri telah vaksin dan tidak terjadi apa-apa. 

Ia jauh lebih muda dari saya. Peluang untuk lebih tidak terjadi apa-apa seharusnya lebih besar. Akhirnya, ia mau ikut vaksin di puskesmas terdekat.

Hentikan penyebaran berita hoaks

Langkah terakhir sebagai bentuk perjuangan adalah daya kritis setiap membaca berita. Ayo kita tidak mudah menyebarluaskan berita-berita yang diragukan kebenarannya.

Kita hendaknya berpikir berkali-kali dan membaca selengkap-lengkapnya segala berita yang dibagikan di grup media sosial. Hati-hati, jangan sampai ikut menyesatkan. Saya telah menuliskan tip kritisnya. Sila baca. 

Lima Akal Sehat Mengkritisi Berita Hoaks di Media Sosial

Akhir kata...

Mari kita bersama-sama berjuang menanggulangi Covid-19. Ini merupakan tanggung jawab serempak dan untuk kebutuhan khalayak. Tidak henti pula, kita berdoa kepada Yang Maha Kuasa, agar melancarkan segalanya.

Semoga Covid-19 cepat teratasi dan kita semua dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala. Amin.

...

Jakarta

5 Juli 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun