Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mari Kita Berjuang bersama Tenaga Kesehatan

5 Juli 2021   11:25 Diperbarui: 6 Juli 2021   14:39 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tenaga kesehatan, sumber: freepik

Ajak orang sekitar untuk vaksin

Selanjutnya, mari ikut vaksin. Bagi yang belum, silakan secepatnya daftar. Tempat-tempat publik seperti beberapa stasiun dan bandara menyediakan.

Gratis, tidak berbayar. Beberapa hari lalu, saya sempat makan di sebuah warung soto. Saat itu sepi sekali. Saya iseng bertanya kepada penjualnya, sudah vaksin belum.

Ia berkata belum. Karena hubungan kami dekat (warung langganan), saya anjurkan ia untuk secepatnya vaksin. Saya bersaksi bahwa saya sendiri telah vaksin dan tidak terjadi apa-apa. 

Ia jauh lebih muda dari saya. Peluang untuk lebih tidak terjadi apa-apa seharusnya lebih besar. Akhirnya, ia mau ikut vaksin di puskesmas terdekat.

Hentikan penyebaran berita hoaks

Langkah terakhir sebagai bentuk perjuangan adalah daya kritis setiap membaca berita. Ayo kita tidak mudah menyebarluaskan berita-berita yang diragukan kebenarannya.

Kita hendaknya berpikir berkali-kali dan membaca selengkap-lengkapnya segala berita yang dibagikan di grup media sosial. Hati-hati, jangan sampai ikut menyesatkan. Saya telah menuliskan tip kritisnya. Sila baca. 

Lima Akal Sehat Mengkritisi Berita Hoaks di Media Sosial

Akhir kata...

Mari kita bersama-sama berjuang menanggulangi Covid-19. Ini merupakan tanggung jawab serempak dan untuk kebutuhan khalayak. Tidak henti pula, kita berdoa kepada Yang Maha Kuasa, agar melancarkan segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun