Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mari Kita Berjuang bersama Tenaga Kesehatan

5 Juli 2021   11:25 Diperbarui: 6 Juli 2021   14:39 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tenaga kesehatan, sumber: freepik

Data terakhir yang dipublikasi Pemprov DKI Jakarta Jumat (2/6/2021) lalu, tempat tidur isolasi ditingkatkan menjadi 11.134 dan sudah terisi sebanyak 10.220 atau 92 persen dari jumlah kapasitas. 

Sedangkan tempat tidur ICU yang disediakan sebanyak 1.344, telah terisi 1.268 pasien atau 94 persen dari kapasitas tempat tidur. Meski kapasitas bertambah, tingkat keterisian tak kunjung menurun karena kasus aktif Covid-19 terus melonjak.

Keadaan tenaga kesehatan

Di antara tingginya tingkat keterisian rumah sakit, ada tenaga kesehatan berjuang keras di sana. Mulai dokter, perawat, petugas farmasi, psikolog klinis, dan lainnya. Sebagian besar mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).

Sudah cukup kesaksian kita dengar, bahwa memakai APD tidak enak. Ribet dan tidak bisa sembarang dilepas. Ini membuat tenaga kesehatan tidak bisa bebas pula sekadar memenuhi "kebutuhan alami" di toilet.

Mereka sama seperti kita, masyarakat awam yang punya keluarga. Ada suami, istri, dan anak di rumah. Jika pasien yang berdatangan terus melonjak, bayangkanlah, adakah banyak waktu mereka untuk bertemu keluarga?

Jumlah mereka sangat terbatas. Tenaga, semangat, pikiran, pun ada batasnya. Tidak sedikit telah gugur sebagai pahlawan. Seberapa dalam simpati dan empati kita tersentuh mengetahuinya?

Tenaga kesehatan adalah benteng terakhir

Dahulu, timbul narasi bahwa posisi garda terdepan penanganan Covid-19 ada pada tenaga kesehatan. Sekarang, itu tidak berlaku. Tenaga kesehatan telah menjadi benteng terakhir, yang tidak boleh jebol pertahanannya.

Masyarakatlah garda terdepan penanggulangan Covid-19. Dari sisi pencegahan, masyarakat berperan besar mengurangi penyebaran virus.

Butuh kerja sama apik dan intensif antara masyarakat dengan tenaga kesehatan. Keduanya saling membutuhkan. Keduanya jika bersinergi dan satu arah, bukan tidak mustahil Covid-19 dapat teratasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun