Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memahami Respons Lambat Seorang Pekerja Via WA

22 Juni 2021   10:55 Diperbarui: 22 Juni 2021   11:35 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pekerja sedang memberi respons lambat, sumber: androidauthority.com

Ponsel itu masih tergeletak di atas meja. Seorang lelaki menunggu. Sudah lima belas menit ia belum mendapat tanggapan. Ia tetap menunggu. Ia tahu, seseorang yang dihubunginya termasuk pekerja yang berkompeten dan diandalkan.

"Kemungkinan besar ia sedang sibuk bekerja," gumam lelaki itu dalam hati. Lima menit berlalu, ponselnya berbunyi. Sebuah pesan balasan masuk. Ia senang, berhasil mengendalikan kekesalan karena menunggu.

Sekarang ini sebagian daerah yang terlaporkan melalui berita dalam keadaan zona merah. Oleh pihak berwenang, perusahaan-perusahaan diimbau untuk mempekerjakan pekerjanya dari rumah.

Instansi pemerintah pun tidak kalah gencar menerapkan sistem bekerja dari rumah. Semua bahu-membahu mengendalikan penyebaran virus -- baik lama maupun varian baru -- dengan minimalisir mobilitas pekerja dari rumah ke kantor dan sebaliknya. Terutama mengurangi kerumunan yang potensial timbul dari bertemunya para pekerja di kantor.

Sebagai bentuk komunikasi antarpekerja selama bekerja, aplikasi perpesanan berupa WA adalah salah satu yang sering digunakan. Tentu, kondisi ideal adalah setiap pekerja harus memberikan respons cepat.

Menanggapi dan membalas pertanyaan maupun perintah atasan tanpa menunggu lama. Baik bawahan maupun atasan, semua suka dengan respons cepat. Saya telah membahasnya dalam tulisan:

Mengapa respons cepat begitu dibutuhkan saat bekerja sekarang ini?

Reaksi atas respons lambat

Tidak menutup kemungkinan, terhadap keadaan ideal, sesekali pasti terjadi kondisi tidak ideal. Ada pekerja -- saya termasuk sekali waktu -- karena beberapa alasan akhirnya memberi respons lambat.

Kita sebagai pihak yang menunggu sebaiknya tidak perlu lekas-lekas naik darah. Ada beberapa hal yang mungkin terjadi sebagai penyebabnya dan hendaknya dipahami bersama.

Ada pekerjaan lain yang lebih mendesak

Hanya tiap-tiap pekerja yang tahu dan bisa memilihnya. Jika kebutuhan pekerjaan kita lewat komunikasi dianggap tidak mendesak olehnya, kita perlu mengerti.

Menunggu pasti terjadi. Ia akan menyelesaikan dahulu pekerjaan yang sangat mendesak dan harus dikerjakan secepat mungkin. Baru beberapa waktu kemudian, ia membalas pesan kita. Kita juga sering begini, bukan?

Sedang mengikuti rapat

Perhatian fokus baik pengamatan maupun pendengaran sangat dibutuhkan waktu mengikuti rapat. Bagian demi bagian tidak boleh terlewatkan guna dilaporkan lengkap kepada atasan.

Seorang pekerja bisa saja menunda membalas pesan karena hal ini. Mendengarkan orang bicara dan memperhatikannya baik-baik saat rapat adalah sebuah bentuk penghormatan.

Tenggelam oleh banyak percakapan

Bagi pekerja yang super sibuk -- yang dirinya ditanyai oleh beragam pekerja dengan berbagai persoalan -- kerap di tampilan muka percakapan WA-nya, banyak percakapan belum sempat dibalas.

Belum lagi dari keluarga dan teman. Pesan kita tenggelam di dalamnya. Sekali lagi, kemungkinan ia akan memilih dahulu percakapan mana yang lebih mendesak untuk dibalas.

Ponsel sedang ditinggalkan

Tidak selamanya orang memegang ponsel. Waktu bersih-bersih contohnya. Ia pergi ke toilet dengan meninggalkan ponsel dalam laci meja kerja.

Boleh jadi ketika beribadah. Waktu salat, sangat pantang orang memegang ponsel. Kita perlu memahami. Nanti, pasti ia memberi informasi dengan meminta maaf, karena ada keperluan yang untuk penyelesaiannya, tidak bisa membawa ponsel.

Ponsel sedang mati

Alasan ini seharusnya jarang, karena pekerja wajib mengaktifkan ponsel selama jam kerja dengan terus mengecek kondisi baterai. Ini sebagai pengganti presensinya di dalam kantor.

Tetapi, bukan tidak mungkin tidak bisa terjadi. Ponsel seseorang saat kehabisan baterai, otomatis tidak bisa membalas pesan. Kita hanya bisa menunggu.

Kemungkinan solusinya...

Saya pribadi jika terhitung terlalu lama pesan tidak dibalas, terkadang karena kebutuhan yang semakin mendesak, saya telepon langsung baik lewat nomor maupun video call.

Kemungkinan besar saya mengganggunya pasti ada. Tetapi, saya telah memberi toleransi atas waktu menunggu, semisal lima belas sampai tiga puluh menit. 

Sama-sama enaklah antarpekerja. Jika memang tidak bisa cepat membalas, lebih baik memberi informasi sedang apa dan alasan apa yang menghambatnya.

Akhir kata...

Komunikasi antarpekerja yang berlangsung baik berwujud respons cepat sangat mendukung penyelesaian pekerjaan. Antarpekerja pun senang, tidak ada waktu terbuang.

Jika semisal sesekali terjadi kelambatan, tiap-tiap pekerja kiranya mencoba mengerti alasannya. Jangan cepat naik darah. Kendalikan emosi dan tunggulah beberapa saat.

Jika memang terlalu lama, baru lakukan tindakan selanjutnya.

...

Jakarta

22 Juni 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun