Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Akhirnya Cerpenku Selesai

28 Oktober 2020   10:28 Diperbarui: 28 Oktober 2020   10:56 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu entah malam keberapa Susi menemani Andi di rumahnya. Mereka bukan sedang berpacaran, melainkan berkutat dalam pikiran menyesaikan sebuah target. Malam ini target harus tercapai dan besok wajib dilaporkan.

Sebagai seorang pacar, Susi tidak pernah henti hadir di sisi Andi. Ketika dia dalam kondisi jatuh, tak punya arah sama sekali, Susi menjadi pengingat dan penyemangat. Ketika dia sukses, sedang jaya-jayanya, Susi menjadi pengendali kesombongannya.

Ibarat kata, mereka berdua seperti raja dan penasihat. Mereka bisa bertukar peran, dan tidak segan untuk saling mengingatkan. Mereka tahu, mana batas perkataan yang perlu diambil rasa, mana yang diambil logika.

Iya, jalinan kisah asmara yang berlangsung selama lebih dari dua tahun, sudah mencelikkan mata mereka lebar-lebar. Susi tahu semua kelemahan Andi, begitu sebaliknya.

Andi adalah seorang lulusan sarjana teknik informatika. Bidang yang ditekuni laku dijual di segala jenis perusahaan. Dia pernah bekerja tujuh kali berpindah-pindah perusahaan. Dari perusahaan keluarga hingga yang ternama dan terbuka, bisa dia ceritakan lika-likunya. Lika-liku manajemen data.

Pasti kamu bertanya, mengapa Andi bisa sebegitu mudahnya berpindah, bukan? Apakah Andi seorang yang gampang bosan? Atau dia tidak bekerja dengan baik? Bukan, tidak keduanya. Saat itu sedang kondisi krisis moneter, jadi banyak perusahaan tidak stabil kondisi keuangannya. Gampang mereka mempekerjakan, gampang pula memecat. Andi termasuk salah satu korban.

Karena bejibun pengalaman bekerja di perusahaan, Andi ingin mencoba hal baru. Menantang diri untuk tidak menjadi budak perusahaan, tetapi tuan atas diri sendiri. Iya, sudah setahun dia menjalani profesi sebagai penulis.

Satu novel selesai dia terbitkan dan syukurnya, animo masyarakat seperti yang diharapkan. Novel itu terjual laris manis di pasar, bahkan pernah diulas secara khusus di salah satu tv swasta. 

Malam itu, target novel kedua harus selesai. Dalam pikirannya, novel berisikan 20 cerpen dan tinggal satu cerpen lagi yang belum selesai. Andi terlihat mengacak-acak rambutnya. Jari-jemarinya kaku berhenti di atas laptop kesayangannya.

"Kenapa yang, kehabisan ide ya?" Dengan lembut, Susi membelai kepalanya. Dia tahu, itu obat paling manjur meredakan tingkat stresnya.

"Begitulah yang, tinggal satu lagi ini. Aku bingung mau nulis apa. Semua pengalaman kerjaku sudah kutulis di 19 bab, tinggal bab penutup yang belum ada gambaran"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun