Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Akhirnya Cerpenku Selesai

28 Oktober 2020   10:28 Diperbarui: 28 Oktober 2020   10:56 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Istirahatlah sebentar, jangan dipaksakan. Masih ada 12 jam lagi kok. Nonton video aja dulu, nanti pasti dapat inspirasi." Susi berusaha menenangkan. Besok, tepat pukul 6 pagi, konsep novel itu harus diserahkan kepada penyunting. Begitu perjanjiannya.

Andi bergerak masuk ke kamar. Lima menit dia tinggalkan Susi di ruang tamu rumahnya. Tidak berapa lama, dia kembali menemui Susi.

"Yang, kamu bisa bantu aku?" Andi bertanya sembari membujuk rayu.

"Kenapa yang?"

"Bantuin aku, menyelesaikan cerpen ini." 

"Pasti, pasti kubantu. Dari dulu kan aku selalu ada buatmu"


Andi mengeluarkan sesuatu dari saku celana. Sebuah kotak kecil berwarna merah, disodorkan ke depan Susi. Dibukanya perlahan, dan terlihat seuntai kalung emas putih yang berkilauan.

"Maukah kamu menjadi pasangan hidupku?"

Susi terkejut. "Apa sih yang, kok tiba-tiba begini?" Pipinya merah merona. Darahnya mengalir kencang. Suatu perasaan yang tak terjelaskan dia rasakan.

"Iya yang, maukah kamu menemaniku seumur hidupku, sebagai istriku?" Andi mempertegas pertanyaan.

Susi terdiam sejenak. Dia tidak bisa berkata-kata. Kepalanya yang mengangguk terlihat lebih dari cukup sebagai jawaban. Andi melompat kegirangan. "Yeayyyy"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun