Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cekdam

24 April 2020   01:27 Diperbarui: 24 April 2020   07:45 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:Memancing di Cekdam. (Antoni reis tanesi)

"Kau dari mana sampai pulang malam-malam?"

Belum sempat saya jawab, sebuah tangan mendarat tepat di pelipis saya. Ayah telah menumpahkan amarah yang ia simpan entah sejak kapan. Ia meninju seperti sedang memukul orang dewasa. Darah keluar dari lubang-lubang disekitar kepala. Saya mulai merasa kunang-kunang mulai menyerang. Bumi seakan berputar seperti gasing. Mata saya masih terbuka, melihat darah saya sendiri. Kental merah kehitaman. 

"Nobah nai (Sudah lagi)", ibu berteriak menggunakan bahasa dawan. 

Selanjutnya saya tak ingat apa-apa. 

***

Keesokan harinya, saya tersadar di rumah sakit, tapi hanya sebentar.  Mata dan mulut tak bisa di buka. Saya merasa ayah memegang pundak saya. Sepertinya ia menyesal atas apa yang ia lakukan. 

Saya kemudian mendengar suara tangisan ibu. Ia menangis sambil bertanya-tanya tentang masa depan saya menggunakan bahasa dawan. Tiba-tiba tubuh saya dingin dan terasa beku. Itu terakhir kali saya mendengar suara ibu untuk selama-lamanya. 

Keterangan:

[1] Uembubu:Rumah tradisional orang Timor.

[2] Naketi: Proses pengakuan kesalahan dalam tradisi orang Timor.

[3] Bahan:Pagar dari kayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun