Mohon tunggu...
Nur Cholish Majid
Nur Cholish Majid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berkelana sambil belajar

Seorang Musafir Kelana

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Kompensasi Pendidikan bagi Setiap Investasi untuk Generasi yang Lebih Kuat

31 Juli 2022   18:13 Diperbarui: 31 Juli 2022   18:21 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi: Ponton Batu Bara Melintas di Sungai Mahakam

Indonesia menduduki peringkat ke-87 dari 132 negara pada Global Innovation Index 2021. Bahkan untuk riset dan inovasi, Indonesia menempati peringkat ke-8 dari 11 negara ASEAN.

Meski begitu, selalu saja yang dikedepankan adalah kerjasama ekonomi ataupun investasi yang menghasilkan keuntungan finansial dengan minimnya kompensasi terhadap pendidikan.

Padahal kerjasama dan investasi terbaik adalah di bidang pendidikan dengan transfer ilmu pengetahuan dan mindset. Kerjasama infrastruktur akan using, begitupun kerjasama teknologi akan ketinggalan zaman dan akhirnya tergantikan, kerjasama ekonomi akan berakhir sedangkan kerjasama pendidikan akan selamanya terus berkembang mengikuti kebutuhan zaman untuk terus berinovasi, sesuai dengan sifat dasar manusia yang memiliki akal pikiran.

Pelajaran dari Pulau Kalimantan

Dok. Pribadi: Aktifitas Bongkar Muat Batu Bara di Sungai Mahakam
Dok. Pribadi: Aktifitas Bongkar Muat Batu Bara di Sungai Mahakam

Meski dari tahun ke tahun selalu ada perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Pulau Kalimantan, tapi tetap saja yang dikenal orang adalah daerah tambang dan hutan, seolah-olah daerah terbelakang. Bahkan sempat viral disebut sebagai tempat jin buang anak.

Belum lama ini Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi, mengeluhkan sebuah perusahaan tambang besar yang menyalurkan CSRnya di luar wilayah operasi di Kaltim.

Ingatkah dengan novel Laskar Pelangi? Diceritakan terdapat anak pesisir yang jenius bernama Lintang, namun dikarenakan keterbatasan dia tidak bisa melanjutkan sekolah dan mengejar mimpinya. Padahal di sekitarnya terdapat perusahaan tambang besar yang menggerakkan ekonomi pulau dan menghasilkan devisa bagi Negara.

Sejatinya tidak ada wilayah atau Negara yang miskin, yang ada hanyalah Negara yang salah urus. Setiap Negara yang terlalu bergantung pada Sumber daya alam, suatu saat akan habis dan meninggalkan manusianya saja untuk mengolah lahan tandus. Sehingga pendidikan dan transfer ilmu pengetahuan menjadi suatu keharusan.

Seringkali anak-anak pekerja dan yang tinggal di sekitar perusahaan tambang dan perkebunan tidak mendapat akses pendidikan yang layak. Padahal investasi yang dikucurkan untuk tambang maupun perkebunan tidaklah sedikit dan aktifitasnya tak jarang merusak lingkungan.

Seperti pengalaman teman istri penulis yang sempat menjadi guru bagi anak-anak pekerja perkebunan kelapa sawit. Dia harus berkeliling perkebunan yang luas untuk mengajari anak-anak pekerja di setiap mes tempat tinggal kelompok pekerja. Meski gajinya menggiurkan, tapi dia mengeluhkan tentang akses dan fasilitas pendidikan yang tidak memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun