Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Setan Tanah dalam Kasus Kebakaran Hutan di Indonesia

14 November 2020   01:23 Diperbarui: 14 November 2020   01:47 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image via GreenPeace

Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia hingga saat ini masih memberikan momok yang menakutkan bagi kita semua, khususnya bagi masyarakat adat yang menggantungkan hidup pada hutan. Polusi udara yang tercemar akibat dari kebakaran hutan pun, asapnya sampai hingga ke Malaysia dan Singapura.

Seperti yang termuat dalam CNN Indonesia, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, luas area kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi tahun 2015 sudah setara dengan 32 kali wilayah Provinsi DKI Jakarta, atau empat kali Pulau Bali. Total hutan dan lahan yang terbakar sudah sebesar 2.089.911 hektar (data oktober 2018).

Sutopo memaparkan, luas area tersebut sebenarnya belum setara dengan sebaran karhutla tahun 1997. Meski demikian, karhutla tahun 2018 lebih parah dibandingkan bencana 18 tahun silam tersebut.

Kasus kebakaran hutan yang beberapa hari lalu sempat viral, justru semakin memperparah deforestasi yang terjadi di Indonesia. Dikabarkan, perusahaan asal Korea Selatan, Korindo Group, sengaja membakar hutan di Papua seluas 57 ribu hektar.

Perusahaan itu sengaja membakar hutan sebagai upaya pembukaan lahan baru perkebunan sawit, bahkan, luas lahan yang dibakar itu nyari menyamai luas Kota Seoul, Ibukota Korea Selatan.

Peneliti senior Forensic Architecture, Samaneh Moafi, mengatakan "Kami menemukan bahwa pola, arah dan kecepatan pergerakan api sangat cocok dengan pola, kecepatan, arah pembukaan lahan. Ini menunjukkan bahwa kebakaran dilakukan dengan sengaja," dari penelitian itu juga disebutkan bahwa pembakaran hutan sudah berlangsung sejak tahun 2011 hingga 2016.

Berbagai spekulasi pun muncul terhadap peristiwa kebakaran hutan yang terjadi di negara ini. Mulai dari cuaca ekstrim hingga desas-desus perluasan area perkebunan kelapa sawit. Sementara faktor penyebab  kebakaran hutan berasal umumnya, berasal dari manusia dan alam.

Jika dilihat berdasarkan faktor alam, fenomena El Nino sering menjadi penyebab kebakaran hutan. Bukan hanya di Indonesia. Di Amerika, Australia, Spanyol dan beberapa negara eropa lain pun ikut merasakan dampak dari fenomena El Nino.

GAPKI melalui situsnya memaparkan penyebab dari kebakaran hutan dan menolak mentah-mentah tuduhan bahwa perkebunan menjadi faktor utama penyebabnya.

Data yang dikutip oleh GAPKI pada 2015 menyebutkan bahwa rata-rata luas lahan atau hutan yang terbakar selama periode waktu 2010 hingga 2014 di Amerika seluas 469,291 hektar, Portugal seluas 97,964 hektar, Spanyol seluas 97,752 hektar, Perancis seluas 7,880 hektar, Australia seluas 233,229 hektar, dan Indonesia seluas 12,478 hektar.

Data-data tersebut yang dijadikan acuan untuk menepis kabar miring, bahwa pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit-lah yang menyebabkan kebakaran hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun