Hai, Ayah. Sudah lama kita tak bertemu. Sudah lama Aku tak melihat tawamu. Aku rindu senyumanmu.
Coba dengar, Ayah. Aku ingin bercerita.
Kala itu, Aku bertemu dengan beberapa orang. Orang-orang yang awalnya biasa saja padaku. Aku pun canggung. Aku pemalu. Aku tak biasa berkata banyak.
Saat itu, Aku hanya diam, lebih sering mendengarkan.
Mereka bercerita. Mereka tertawa. Mereka bercanda. Mereka lebih tua dariku, Ayah.
Aku merasakan sensasi. Di mana Aku dianggap ada, di mana Aku diajak bicara, di mana aku diperhatikan, oleh manusia yang lebih tua.
Jujur, Aku senang berada di sana. Merasakan apa yang tidak pernah Aku rasakan. Mendapatkan apa yang belum pernah Aku dapatkan.
Satu hari. Satu minggu. Satu bulan. Tiga bulan.
Aku merasa nyaman. Bersama orang-orang yang dulunya tak Aku kenal. Bersama orang-orang yang berhasil membuatku bertahan.
Ayah, Aku yakin, kau pasti tahu perasaanku. Tentang rasa sepiku. Tentang rasa jenuhku. Tentang keinginanku.
Aku mendapatkannya di sana, Ayah. Aku mendapatkan apa yang Aku inginkan. Aku mendapati hidup yang tak lagi kosong. Betapa bahagianya Aku, Ayah.