Di era di mana polarisasi dan ekstremisme keagamaan semakin mengkhawatirkan, Bali---dan khususnya Desa Delod Peken---memberikan contoh alternatif. Mereka menunjukkan bahwa keberagaman bukan ancaman, melainkan anugerah. Bahwa perbedaan bukan alasan untuk berpisah, melainkan kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama.
Penutup: Harmoni yang Harus Terus Ditabuh
Ketika bunyi rebana Hadrah dan gangsa gamelan Bali bertemu dalam satu harmoni, yang terjadi bukan kekacauan, melainkan keindahan. Begitu pula dengan Indonesia. Ketika berbagai keyakinan, suku, dan budaya bertemu dalam semangat saling menghargai, yang tercipta adalah sebuah bangsa yang kuat, damai, dan sejahtera.
Festival Budaya Delod Peken VI telah menunjukkan jalan. Sekarang giliran kita semua untuk melanjutkan harmoni ini, tidak hanya di atas panggung, tetapi dalam kehidupan sehari-hari. Karena moderasi beragama bukan hanya konsep, melainkan praktik. Bukan hanya wacana, melainkan aksi nyata.
Dan seperti lagu "Nusantara" yang mengiringi kolaborasi Hadrah dan Gamelan Bali itu, kita semua adalah bagian dari satu kesatuan besar bernama Indonesia, beragam namun satu.
Penulis: Haris Nursyah Arifin
Sumber: Dokumentasi Festival Budaya Delod Peken VI, 26 September 2025
Link Video Penalmpilan Siswa siswi Yayasan Al-Amin: https://www.facebook.com/reel/646862598490947?locale=id_IDÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI