Mohon tunggu...
Hilman Fajrian
Hilman Fajrian Mohon Tunggu... Profesional -

Founder Arkademi.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Balikpapan: Dari Hutan ke Kota Paling Dicintai di Dunia

19 Mei 2015   14:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:49 42822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

KOTA MINYAK TANPA MINYAK DAN TAMBANG

Sumur minyak di Balikpapan sudah lama sekali kering di tahun 1903. Sumur-sumur migas aktif justru terletak di daerah tetangga, terutama Kutai Kartanegara. Migas yang disedot di sana dialirkan ke Balikpapan untuk diolah di kilang milik Pertamina, atau dialirkan ke tanker yang berlabuh di sini. Di Balikpapan lah pekerja minyak dan industri pendukungnya berkantor, bertempat tinggal, dan membelanjakan uang. Selain karena wilayah yang strategis, iklim ekonomi Balikpapan juga stabil dan keamanannya sangat kondusif.

Ketika tetangga-tetangga kami menikmati lezatnya uang dari tambang batubara, Balikpapan justru melarang penambangan. Padahal banyak sekali area yang kaya batu bara di sini. Alasannya apa lagi kalau bukan demi kelestarian lingkungan. Tapi bukan berarti kami tidak menikmati 'kue' batu bara. Perkantoran industri tambang dan pendukungnya (alat berat, fabrikasi, transportasi, kesehatan, katering, dll) semuanya berpusat di Balikpapan. Para pegawainya mayoritas juga tinggal di Balikpapan. Balikpapan tidak hanya dapat menikmati pajak, tapi juga ekonomi yang digerakkan oleh arus konsumsi barang/jasa pegawai dan perusahaan-perusahaan tersebut.

KOTA MICE DAN NEW INDONESIA

Balikpapan telah sejak lama menetapkan diri sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) sampai tingkat dunia. Setiap bulan ada saja kegiatan pertemuan, pameran dan eksibisi tingkat nasional dan internasional digelar di sini. Itu sebabnya kami giat membangun fasilitas publik dan MICE seperti gedung pertemuan, hotel, wisata, hingga gedung kesenian. Balikpapan dirancang menjadi sekelas Davos, Swiss, tempat dimana World Economic Forum digelar.

Balikpapan sebagai kota MICE tidak lepas dari letaknya yang strategis, tersedianya infrastruktur dan fasilitas, mudahnya perizinan, jaminan keamanan dan kondusifitas kota. Di Balikpapan, anda akan sangat jarang melihat demonstrasi. Bukan karena polisinya yang galak, tapi karena warganya sibuk bekerja.

'Mahaguru' Marketing Indonesia, Hermawan Kartajaya mengatakan Balikpapan sangat pantas menyebut diri sebagai New Indonesia. Balikpapan sangat mirip dengan Amerika Serikat yang dibangun oleh para imigran dengan kultur yang beragam. Budaya masyarakat industri di sini menjadikan warganya sebagai pekerja keras, solutif, mandiri dan bersahabat. Sebagai kota MICE, kata Hermawan, Balikpapan telah didukung kuat oleh mental masyarakat, infrastruktur dan birokrasinya. [caption id="attachment_1702" align="aligncenter" width="600" caption="Balikpapan Convention & Sport Center (Dome) yang mampu menampung ribuan orang adalah salah satu pusat kegiatan MICE. (Skycrapercity)"]

[/caption] [caption id="attachment_1703" align="aligncenter" width="600" caption="Gedung Kesenian Balikpapan. (Skycrapercity)"]
Gedung Kesenian Balikpapan. (Skycrapercity)
Gedung Kesenian Balikpapan. (Skycrapercity)
[/caption]

 

BALIKPAPAN DIRANCANG JADI LEBIH CERDAS

Mulai 2015 hingga tahun depan, Balikpapan adalah 1 dari 6 kota di Indonesia yang masuk dalam pembangunan Kota Cerdas atau Smart City yang dilakukan Telkom dan Telkomsel. Balikpapan satu-satunya kota di Pulau Kalimantan yang masuk dalam program. Sisanya adalah Bandung, Bogor, Surabaya, Makassar dan Banda Aceh. Dalam program ini Telkom fokus pada implementasi teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup. Sementara Telkomsel siap mendukung lewat infrastruktur mobile broadband.

Di tahun ini Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerjasama dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Kompas juga menggelar Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI). Balikpapan masuk dalam 40 kota berpenduduk 200 ribu - 1 juta di Indonesia yang dinilai. Walikota Balikpapan Rizal Effendi mengajak warga supaya lebih banyak belajar lewat event ini.

Yang pasti, Balikpapan adalah kota berusia muda yang peradabannya baru dibangun 118 tahun lalu di atas rimba belantara. Jauh lebih muda bila dibanding Jakarta (487 tahun), Bandung (204 tahun), Yogyakarta (258 tahun), Surabaya (722 tahun), Medan (425 tahun) atau Makassar (407 tahun).  Dari segi percepatan pembangunan, Balikpapan ada di Pulau Kalimantan, bukan Pulau Jawa di mana industri dan ekonomi dipusatkan selama ini. Soal keuangan, APBD Balikpapan yang kecil tidak ada apa-apanya dibandingkan kota-kota yang saya sebut di atas.

Balikpapan telah lama belajar membangun peradaban lewat kerjasama masyarakat yang heterogen, kerja keras dan kemandirian ala masyarakat industri, tidak cengeng menghadapi diskriminasi ekonomi masa lalu, ditantang oleh kompleksitas alam, terbuka kepada setiap pendatang, mencintai lingkungannya dengan sungguh-sungguh, dan bahu-membahu menegakkan keamanan dan ketertiban. Warga Balikpapan bukan tipe penuntut. Kami percaya kemajuan hanya bisa dilakukan lewat bekerja, bukan merengek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun