Gaji Pertama Bukan dari Bos, Tapi dari Klik Link di Bio-ku
Ada rasa yang tidak bisa dijelaskan dengan angka, dan itu terjadi ketika saya menerima gaji pertama. Bukan dari pekerjaan kantoran, bukan pula dari proyek besar. Tapi dari sebuah hal yang dulu saya anggap remeh, membuat konten promosi produk di media sosial, alias jadi affiliate marketer.
Waktu itu saya masih duduk di bangku kuliah. Kegiatan kampus yang padat seringkali menyisakan waktu-waktu kosong yang menggantung, tidak cukup panjang untuk mengambil kerja part-time, tapi terlalu sayang jika dibiarkan tanpa produktivitas. Di situlah saya mulai iseng membuat konten tentang produk-produk yang saya beli sendiri, lalu saya rekomendasikan ke followers saya di Instagram, TikTok, bahkan Facebook. Tanpa embel-embel "jualan" yang terlalu kentara, saya hanya berbagi pengalaman, tips, dan review jujur dari sudut pandang perempuan biasa yang suka belanja cerdas.
Siapa sangka, dari keisengan itu, datanglah sesuatu yang mengubah cara pandang saya terhadap penghasilan dan kreativitas, gaji pertama saya dari program affiliate.
Cerita Dimulai dari Link
Affiliate marketing di marketplace Indonesia sebenarnya bukan hal baru, tapi juga belum dimanfaatkan secara maksimal oleh anak-anak muda seperti saya. Kebanyakan orang pikir ini cuma cocok buat influencer besar dengan jutaan followers. Padahal, kenyataannya, yang paling penting bukan jumlah followers, tapi seberapa relevan dan percaya audiens kita terhadap apa yang kita bagikan.
Saya mulai dengan produk-produk yang memang saya pakai sendiri, skincare lokal, hijab, alat rumah tangga yang estetik tapi murah, hingga barang-barang kuliah seperti lampu belajar atau organizer meja. Setiap saya posting ulasan atau video, saya sisipkan link affiliate yang saya dapat dari marketplace. Saya belajar sendiri cara bikin link-nya, bagaimana cara track performa, sampai ngulik siapa sih target audiens saya. Ternyata, mayoritas followers saya adalah perempuan, mulai dari usia remaja sampai ibu-ibu muda. Jadi saya pun menyesuaikan konten saya untuk mereka dengan bahasa yang ringan, jujur, dan relatable.
Gaji Pertama: "Hanya" Rp700.000?
Sebulan pertama saya benar-benar tidak berekspektasi apa pun. Saya cuma berpikir, ya sudahlah, kalau nggak ada yang klik link-nya juga nggak rugi. Tapi ternyata, notifikasi demi notifikasi datang. Ada yang klik. Ada yang beli. Dan dari situ, komisi mulai masuk.
Saat laporan bulanan keluar, saya terkejut. Total komisi yang saya dapatkan mencapai Rp700.000. Mungkin buat sebagian orang, jumlah ini tidak seberapa. Tapi buat saya, mahasiswi yang hidup dari beasiswa dan harus pintar-pintar membagi dana, ini sangat berarti.