Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Content Writer

INFP-T/INFJ Book, nature, classical music, and poem🍁 Me and my writing against the world 🌼

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pada Akhirnya, yang Menyelamatkan Wanita Hanyalah Iman, Karir, Pendidikan, dan Dirinya Sendiri

27 Mei 2025   17:30 Diperbarui: 27 Mei 2025   16:53 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Pexel/Andrea Piacquadio)

Pada Akhirnya, yang Menyelamatkan Wanita Hanyalah Iman, Karir, Pendidikan, dan Dirinya Sendiri

Di balik senyuman perempuan yang terlihat tegar, seringkali tersembunyi ketakutan yang tak pernah selesai. Bukan ketakutan berlebihan, tapi hasil dari menyaksikan sendiri kenyataan dunia yang jarang berpihak sepenuhnya pada mereka. Dunia yang menilai perempuan dari penampilannya sebelum mendengar pikirannya. Dunia yang memuji kelembutan, namun tak selalu melindungi kelemahan. Dunia yang kerap berkata, "Nanti juga ada laki-laki yang akan menjagamu," padahal berkali-kali terbukti, tidak semua penjaga datang untuk melindungi.

Di tengah segala ketidakpastian itu, perempuan belajar satu hal penting, pada akhirnya, yang bisa menyelamatkannya adalah iman, karir, pendidikan, dan dirinya sendiri.

Iman: Tempat Paling Aman Saat Dunia Tak Punya Jawaban

Iman bukan hanya tentang agama sebagai label. Tapi tentang pegangan batin yang membuat perempuan tetap bisa berdiri, bahkan ketika hatinya sudah nyaris rubuh. Iman adalah suara lembut yang berkata, "Tenang, ini semua tidak sia-sia," saat hidup terasa terlalu berat. Dalam dunia yang sering mengukur nilai perempuan dari status atau pasangan, iman mengingatkan bahwa dirinya punya nilai sejak awal ia diciptakan.

Iman yang kuat adalah benteng. Karena perempuan, lebih dari siapapun, tahu rasanya harus kuat ketika tak ada yang bisa dijadikan sandaran. Saat malam panjang hanya ditemani air mata dan doa, iman jadi tempat berpulang. Bukan karena lemah, justru karena tahu, dunia terlalu rapuh untuk dijadikan satu-satunya pegangan.

Karier: Bukan Soal Ambisi, Tapi Keamanan

Perempuan bekerja bukan selalu karena ambisi besar. Kadang, itu tentang bertahan. Tentang punya pilihan saat segala hal di luar kendali. Karier memberikan perempuan kekuatan untuk berkata "tidak", ketika banyak perempuan terjebak karena tidak punya apa-apa. Karier bukan hanya tentang uang, tapi tentang martabat. Tentang memiliki ruang untuk menentukan arah hidup sendiri.

Bekerja membuat perempuan tak lagi hidup dalam ketergantungan yang membungkam. Ia bisa berkata jujur dalam relasi, bisa pergi dari hubungan yang tidak sehat, bisa menghidupi anak-anaknya tanpa menggadaikan harga diri. Dalam dunia yang tak selalu adil pada perempuan, karier adalah tameng yang melindungi, bukan hanya dari kekurangan materi, tapi dari kehilangan kuasa atas hidup sendiri.

Pendidikan: Jalan Sunyi Menuju Kebebasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun