All Because I Liked a Boy : Ketika Perempuan Kehilangan Diri Sendiri demi Cinta yang Tak Seimbang
Kisah ini bukan tentang satu orang. Ini tentang banyak perempuan. Tentang kamu, dia, mereka yang pernah merasa jatuh cinta begitu dalam, hanya untuk mendapati diri terjatuh begitu keras. Lalu pada akhirnya, menyadari bahwa semua ini terjadi... hanya karena aku menyukai seorang laki-laki.
Kalimat itu terdengar sepele, bahkan klise. Tapi dibalik kesederhanaannya, tersembunyi lapisan-lapisan luka, kehilangan, dan perasaan dikhianati oleh cinta yang seharusnya menguatkan, tapi justru mengikis jati diri.
Aku Berubah, Bukan Karena Ingin, Tapi Karena Cinta
Banyak perempuan tumbuh dengan pemahaman bahwa cinta itu pengorbanan. Cinta itu menyesuaikan. Juga sayangnya, tidak sedikit dari kita yang memahami konsep ini secara timpang bahwa perempuan yang mencintai, harus rela berubah demi laki-laki yang dicintainya. Demi diterima. Demi tidak ditinggal. Demi dianggap cukup baik.
Maka dimulailah serangkaian pikiran yang tidak sehat:
Dia suka cewek yang pendiam? Maka aku mulai menahan tawa, menahan argumen.
-
Dia tidak suka aku pakai baju tertentu? Aku mulai berpakaian seperti seleranya, bukan seperti diriku.
-
Dia merasa insecure jika aku punya banyak teman laki-laki? Maka aku mulai membatasi ruang sosialku.
Dia tidak suka aku mengejar karier tinggi? Maka aku mulai memikirkan ulang cita-citaku.