Mohon tunggu...
hikmah
hikmah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - الف ليلة وليلة

Setiap kali air mata terjatuh, aku memilih memungutinya dengan haru, untuk kudaur ulang menjadi serangkaian aksara yang mampu kau baca. Dan apabila kau merasakan getir saat membaca tulisanku, bisa jadi, tulisan itu lahir dari air mata paling pilu yang pernah kujatuhkan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita, Si Pandai yang Bodoh

19 Maret 2021   10:34 Diperbarui: 19 Maret 2021   10:49 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita terlalu pandai dan lihai memulai sesuatu, tapi malah lupa dan kagok tentang bagaimana cara mengakhirinya dengan benar.

Kita terlalu pandai dan mahir mengukir kenangan, tapi malah tak tahu dan amnesia tentang bagaimana cara menghapus dan menghilangkan jejaknya.

Kita terlalu pandai  dan senang bermain-main dengan api, tapi malah merintih kesakitan dan kesal saat api mengenai dan melukai kita.

Kita terlalu pandai dan antusias mendatangi resiko, tapi malah kewalahan dan lunglai saat benar-benar dihadapkan pada resiko yang menghampiri.

KITA? Ya! itulah kita! 

Si Pandai yang Bodoh😌

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun