Mohon tunggu...
Hidayatul Ulum
Hidayatul Ulum Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis yang masih perlu banyak belajar

Saya suka jamur, pohon, dan paus. Saya suka menulis apa pun yang terlintas di pikiran dan saya suka menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengalaman Chelonia dan Mydas Melihat Dampak Buruk Sampah Manusia

2 April 2023   09:18 Diperbarui: 2 April 2023   09:34 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Kalian sudah sarapan?" tanya Carla, penyu yang lain, kepada Chelonia dan Mydas.

            "Belum," jawab Chelonia dan Mydas bersamaan.

            "Kalian kompak sekali. Tenang saja, nanti kita bisa makan rumput laut sepuasnya di sana," kata Carla.

            Chelonia dan Mydas tersenyum. Mereka tidak sabar segera tiba di ladang rumput laut dan menyantap kelezatan rumput laut yang segar.

            Rombongan anak-anak penyu berangkat. Mereka berenang dan menyelam berdampingan. Tuan Ermo berada paling depan sebagai penunjuk jalan. Meski ladang rumput laut tidak jauh dari lokasi sekolah, tetapi ia tidak ingin murid-muridnya salah mengambil jalan. Mereka bisa tersesat ke padang lamun, sejenis tanaman berbunga yang sering dimakan para duyung.

***

            Tibalah rombongan anak-anak penyu dan Tuan Ermo di ladang rumput laut yang tumbuh subur dan menggiurkan. Tuan Ermo meminta murid-muridnya untuk berkumpul dan mendengarkan penjelasannya mengenai manfaat rumput laut dan cara menentukan rumput laut yang sudah bisa dikonsumsi. Anak-anak penyu antusias mendengarkan.

            Tiba-tiba, terdengar bunyi berisik seperti deru mesin di permukaan laut. Anak-anak penyu ketakutan dan seketika langsung bergerombol mendekat pada Tuan Ermo. Bayangan raksasa menaungi mereka.

            "Itu pasti kapal manusia yang melambat. Tidak perlu cemas, anak-anak. Sebentar lagi kapal itu akan berlalu. Hanya lewat saja kok," ucap Tuan Ermo berusaha menenangkan murid-muridnya.

            "Ada yang jatuh dari atas!" jerit Oliva yang membuat semua temannya mendongak.

            "Anak-anak, cepat menyingkir dari sini. Ayo kita ke sebelah sana!" seru Tuan Ermo, menggiring anak-anak untuk menjauh dan bersembunyi di rerimbunan rumput laut.

            Anak-anak penyu dan Tuan Ermo menyaksikan sekumpulan benda asing meluncur jatuh hingga menyentuh pasir dasar laut. Air mulai keruh, membuat anak-anak penyu ketakutan. Beberapa saat kemudian, terdengar lagi bunyi berisik, tetapi kali ini menjauh. Bayangan raksasa di permukaan laut sudah lenyap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun