Mohon tunggu...
Hidayatul Ulum
Hidayatul Ulum Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis yang masih perlu banyak belajar

Saya suka jamur, pohon, dan paus. Saya suka menulis apa pun yang terlintas di pikiran dan saya suka menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengalaman Chelonia dan Mydas Melihat Dampak Buruk Sampah Manusia

2 April 2023   09:18 Diperbarui: 2 April 2023   09:34 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Apa yang harus kita lakukan, Tuan Ermo?"

            "Anak-anak, ikuti aku."

            Anak-anak penyu menurut. Mereka berenang mengikuti Tuan Ermo menuju pulau kecil di tengah laut. Kemudian mereka merambat di sepanjang pasirnya dan menghirup udara banyak-banyak karena telah berada cukup lama di dalam air.

            "Pergi, pergi! Pergi dari sini! Aku tidak suka keramaian!"

            Terdengar suara marah-marah seekor kepiting yang muncul dari lubang pasir. Anak-anak penyu yang ketakutan segera menyelam kembali ke dalam laut. Tuan Ermo pun meminta murid-muridnya untuk pergi dari pulau kecil itu. Namun, tidak dengan Chelonia. Ia justru mendekati kepiting.

            "Tuan Kepiting, tolonglah temanku. Hidungnya tersumbat sedotan plastik. Bisakah kau mengeluarkan sedotan itu dari hidungnya dengan capitmu?"

            "Oh, temanmu terluka? Benar-benar buruk, sampah yang ditinggalkan manusia. Lihat rumahku ... kotor sekali," gerutu Tuan Kepiting sambil menunjuk pasir pulau yang dipenuhi botol-botol plastik.

Karena merasa kasihan, Tuan Kepiting pun terjun ke air untuk menemui Cori yang ditemani Tuan Ermo dan teman-temannya. Dengan capitnya yang besar, Tuan Kepiting mencabut sedotan plastik dari hidung Cori. Akhirnya Cori dapat merasakan hidungnya longgar seperti biasa. Ia pun bergegas ke permukaan untuk mengambil napas. Kesedihan pada raut mukanya seketika lenyap.

            Chelonia dan Mydas mengantar Tuan Kepiting kembali ke pulau kecilnya di permukaan laut dan berterima kasih atas bantuannya karena telah menolong teman mereka. Beberapa saat kemudian, muncullah seekor paus, menangis tersedu. Ia memohon kepada Tuan Kepiting agar mengeluarkan sampah yang menyumbat hidungnya. Mendengar itu, Tuan Kepiting sekali lagi marah-marah kepada manusia sebelum menolong paus yang malang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun