Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Catatan dari "2nd International Conference on Islamic Studies" (IAIN Madura)

17 November 2018   13:45 Diperbarui: 17 November 2018   14:21 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya berangkat ke Madura pada hari Kamis, 25 Oktober 2018 tepat pukul 16.55 WIB dari station Bandung menggunakan kereta api, sebagaimana tertera dalam jadwal diperkirakan saya sampai di station Gubeng Surabaya pukul 06.25 WIB.

Mengisi waktu perjalanan yang menempuh waktu 13 jam lebih, saya gunakan untuk membaca berbagai informasi mengenai Madura dan Surabaya, di sisi lain saya pun berdiskusi dengan penumpang lain, salah satunya dengan salah seorang pegawai di kementrian riset dan pendidikan tinggi yang kebetulan pada hari itu duduk tepat di samping saya.

Dalam perjalanan tersebut saya melakukan shalat maghrib jama' takhir, shalat isya qashar dan shalat shubuh di dalam kereta untuk menghormati waktu, karena kereta tidak berhenti lama di setiap station sehingga shalat saya tidak sempurna dalam memenuhi rukunnya. Oleh karena itu, sebagaimana pemahaman madzhab Syafi'i, saya akan mengqadha shalat setelah sampai di tempat tujuan.

Tepat pukul 06.35 WIB hari Jum'at, 26 Oktober 2018 Alhamdulillah kereta berhenti di station Gubeng, tidak pernah terpikirkan sebelumnya, saya bisa menginjakkan kaki di tanah pahlawan ini. Dari sana saya segera menuju Bangkalan dengan menggunakan bis, entah mengapa ketika mendengar kata Madura yang teringat dipikiran saya adalah nama seorang ulama besar yakni Al'Allamah Syaikhana Khalil Bangkalan Madura. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya pun tidak ingin ketinggalan untuk bisa berziarah ke makam beliau.

Setelah sampai di Bangkalan, saya menyempatkan diri untuk singgah di Masjid Agung Bangkalan, dari sana baru saya berangkat menuju Syaikhana dengan menggunakan len sejenis angkutan umum dan menggunakan becak, karena memang jalan menuju makam syaikhana jarang dilewati angkutan umum.

Setelah sampai, saya melihat banyak orang yang sedang berziarah dari berbagai daerah, dari sana saya mengambil banyak ibrah berkaitan perjuangan syaikhana dalam mengislamkan nusantara, terutama peran syaikhana dalam pendirian Jam'iyyah Nahdlatul 'Ulama yang didirikan oleh murid beliau yakni Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ary.

Setelah selesai ziarah, saya segera menuju pamekasan dengan menggunakan angkutan umum, waktu yang saya tempuh cukup lama yakni 2 jam. Sehingga saya tidak sempat mengikuti shalat Jum'at, akhirnya saya mengganti dengan shalat dzuhur dan shalat ashar jama' takdim qashar di Masjid Agung Pamekasan. Setelah selesai, saya segera menuju penginapan untuk istirahat, karena harus segera mempersiapkan apa yang akan saya presentasikan.

Pada hari Sabtu, 27 Oktober 2018 tibalah pelaksanaan seminar, sebuah seminar international pertama bagi saya bertindak sebagai presenter. Saat registrasi acara nampak terlihat sambutan yang begitu ramah dari panitia, saya pun bisa berkenalan dengan para presenter lain dari berbagai kampus. Adapun yang menjadi keynote speakers dalam seminar tersebut adalah Dr. H. Muhammad Kosim (Rektor IAIN Madura), Prof. Dr. KH. Yudian Wahyudi, M.A. (Rektor UIN Sunan Kaljaga Yogyakarta), Achmad Tohe, Ph. D. (Senior Lecture of State University of Malang ), Prof. Dr. Magdy B. Behman (Eastern Mennonite University, Virginia, USA).

Setelah pembicara utama memaparkan bahasannya yang mengangkat tema Exploring The Moderation of Islam Within Indonesia Civilization, sekarang tiba girilan para presenter untuk memaparkan hasil penelitiannya dalam seminar pararel, termasuk saya sendiri, saya mempresentasikan hasil penelitian berkaitan dengan Nilai-Nilai Pendidikan K.H. Choer Affandi yang masih memiliki relevansi dalam pendidikan modern saat ini, karena pendidikan modern saat ini kehilangan makna esensial pendidikan itu sendiri.

Di sisi lain, pendidikan modern saat ini kehilangan sosok figur, oleh karena itu, pendidikan saat ini membutuhkan sosok figur untuk diteladani oleh muridnya, yang dalam hal ini dibutuhkan sosok figur seperti K.H. Choer Affandi yang menjadi sosok figur bagi para santrinya.

Presentasi tersebut diwarnai diskusi dengan para peneliti lain, karena penelitian yang dipresentasikan  merupakan hasil dari penelitian dari berbagai jurusan, sehingga menarik untuk didiskusikan. Setelah semua presenter menyampaikan gagasannya, para presenter berhak mendapatkan sertifikat international sebagai bukti telah menjadi presenter, kemudian seminar pun ditutup pada pukul 16.30 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun