Distribusi vaksin Pfizer-Biontech telah menghasilkan antrian panjang di seluruh dunia.
Inggris adalah orang pertama yang menyetujui vaksin Pfizer-Biontech untuk penggunaan darurat. Kanada, AS, dan Uni Eropa dengan cepat mengikutinya.
Di seluruh dunia, distribusi vaksin Pfizer menghasilkan antrian panjang seolah publik dunia optimis penuh terhadap vaksin tersebut. Namun masih banyak publik skeptis. Mereka tidak bersedia menyuntikkan diri dengan sesuatu yang saya tidak tahu di mana itu dibuat, apa yang ada di dalamnya, siapa yang menyentuh, yang tidak menyentuhnya kata survei di berbagai negara seperti Inggris, Canada dan Israel.Â
AS dinilai lebih lambat dalam mendistribusikan vaksin COVID-19 dibandingkan negara lain. Negara lain lebih dahulu bekerja dengan vaksin mereka sendiri.
Di AS, ketidakpercayaan terhadap vaksin secara bertahap menurun. Administrasi Makanan dan Obat memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk pengobatan Pfizer dan  Moderna, memperluas jangkauan upaya imunisasi negara tersebut.
Tapi negara dengan infeksi paling banyak di dunia ini dinilai terlalu lambat dari yang diharapkan. 20 juta orang Amerika seharusnya mendapatkan suntikan pada akhir tahun 2020. Namun hanya sekitar 3 juta yang melakukannya.
VAKSIN ASTRAZENECA
Vaksin Oxford-Astrazeneca telah disetujui di Inggris sebelum tahun baru. Tidak seperti Pfizer, tidak perlu disimpan dalam suhu dingin - sehingga lebih mudah untuk diangkut dan disimpan.
India telah memberikan lampu hijau untuk pengggunaan Astrazeneca, India diberi otoritas untuk memproduksi versi lokal nya sendiri yang disebut Covishield.Â
Menteri Kesehatan India menggratiskan ke seluruh negeri demikian pernyataan Harsh Vardhan, Menkes India sebagaimana dikutip India Times.
India juga menyetujui vaksin yang didukung pemerintah sendiri yang disebut Covaxin. Tetapi banyak ahli kesehatan khawatir tentang data efikasi Covaxin yang hilang namun otoritas tetap berjalan memproduksinya.