Mohon tunggu...
Bimsa
Bimsa Mohon Tunggu... Ilustrator - Pengarang Novel

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Time For Us : Ep.4 Dua Jam dengan Kimia

5 Januari 2020   12:00 Diperbarui: 21 Januari 2020   10:39 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hei, perhatikan baik-baik pelajaranmu" Ibu masuk sambil membawa baki berisi camilan dan secangkir teh.

"Aku tau, Bu" Jawabku malas sambil menahan kepalaku dengan tangan

"Asal Pak Edi tau saja berapa nilai ulangan Daffa kemarin, Ah saya sungguh terkejut begitu melihat lembaran hasil ulangannya"

"Ah,Bu. Nggak usah dibilang juga kan. Sudah sana, aku nggak bisa fokus dengan materiku ini loh" sambil menyomot kue kering yang diletakkan ibu di meja.

"Duh, anak ini. Awas saja kalo kau main-main dan nilaimu masih berada di dibawah."

" Saya akan berusaha mengajar Daffa dengan baik dan nilainya juga akan segera meningkat dengan nanti perkembangannya saat les,Bu"

"A.., baik Pak Edi, saya mohon bantuannya. Temannya saja sudah menyerah kalo saya suruh buat ngajari dia"

"Baik, bu. Semoga saja Daffa juga belajar lebih keras lagi kali ini." Kata pak Edi sambil membenarkan kacamatanya.

..........

Hampir pukul sembilan malam tepat, aku cukup payah belajar kimia dari dua jam tadi. Ah, tidak terlalu buruk daripada pak Mukhlis yang mengajar di kelas, benar-benar membosankan gaya bicaranya. Pantas saja kami satu kelas tidak mengerti sama sekali dan memilih untuk melakukan hal yang lain. Lihat saja bagaimana aku mulai mengisi bukuku dengan baik kali ini. 

Aku menulis materi dan rumus-rumus yang tadi dijelaskan, ya meskipun hanya beberapa materi saja, aku tau kalo otakku tak bisa menampung banyak materi dengan benar dan malah lupa. Pak Edi mulai memasukkan lembaran materi ke dalam map plastik dan beberapa buku yang tadi dikeluarkan selama mengajar ke dalam tasnya tenteng yang cukup besar. 

Kupanggil ibuku dengan cukup keras karena Pak Edi sudah bersiap-siap akan pulang. Dia keluar dari ruang tengah, menjabat tangan seraya mengucapkan terima kasih kepada Pak Edi dan mengantarnya sampai ke depan pintu rumah. Tentu saja ibu menyuruhku bangkit dan segera menyusulnya ke depan pintu. 

Pak Edi naik sepeda motor bebeknya yang punya spion di sebelelah kanan. Tasnya diletakkan di jok belakang motor, beliau mulai memakai helm dan jaket tebal kuno yang memang cocok untuk orang tua. Dia menyalakan mesin motor dan mulai pergi sampai tak terlihat punggungnya. Dari arah gerbang, muncul Tasya menenteng tas plastik berwarna hitam.


"Malem,Tan" Kata Tasya sambil mencium tangan ibuku

"Loh, Sya. Tumben kau datang malam-malam sendiri? Raka sama Salsa nggak ikutan?" Kata ibuku sambil menengok ke depan gerbang rumah.

"Ah, itu tante Raka pulang telat karena harus latihan basket terus Salsa ada rapat gitu tadi"

"Ah begitu, oh ya gimana Daffa di sekolah? Nggak buat masalah lagi kan?"

"Bu...." Sahutku kesal

"Ah, itu tante.. Mmm belajar dengan baik kok, kan Daf?" Jawab Tasya sambil melihat ke arahku.

"Udahlah ayo masuk" Kataku berjalan masuk ke dalam ruang tamu

"Dia nggak berulah lagi kan?" Ibuku bertanya lagi ke Tasya

"Ah engga kok,Tante"

"Bu...."

..........

"Jadi gimana? Berjalan lancar,kan?" Tasya duduk di sofa tengah dan bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun