Mohon tunggu...
Hawin Fizi Balaghoni
Hawin Fizi Balaghoni Mohon Tunggu... Aktivis Kemanusiaan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Alumni Universitas Negeri Surabaya. Pedagang Kecil dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Menulis Menjadi Hobi - Traveler - Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Ontologi Mahasenduro [Part 21]

26 Juli 2018   04:07 Diperbarui: 26 Juli 2018   04:07 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Takut Saja, Itu Perlu

Ini tentang cinta, seiring waktu ada semakin banyak dimensi yang membuat penalaran setiap manusia tersandera oleh naluri untuk memprioritaskan sesuatu. Namun era seperti itu sebagian tidak mengalaminya, malahan itu tidak menjadi soal yang serius, sebab masih ada yang percaya saat ini jalan yang sering dipakai hanyalah "siapa yang berani" itu yang dianggap paling sahih. Keberanian menjadi modal mendasar yang sesuai dengan pemenuhan tuntutan kebutuhan. Siapa yang mengira, kedua tokoh di senduro yaitu Bahadur dan pak Kadiman berbeda  prinsip tentang itu. 

Bahadur : Pak kenapa ya suasana hati itu sangat bergantung kepada mental keberanian seseorang?

Pak Kadiman : Kata siapa, ya nggak ada hubungannya lah. Cinta ya cinta, berani ya berani, takut ya takut. Kalau cinta bergantung kepada keberanian, ya itu namanya cinta kepada ketakutan.

Bahadur :  Maksudnya pak?

Pak Kadiman: Gini dur, kamu itu jangan terburu-buru mengatakan cinta kalau untuk mendapatkan cinta itu kamu masih memiliki berani dan takut. Lawong cinta, berani, takut, itu nggak ada hubungannya sama sekali. Ada yang mengatakan cinta kepada Tuhan itu takut kepada-Nya. Menjauhi segala yang dilarang-Nya dan mematuhi segala yang diperintahkan-Nya. Kalau begitu sulit sekali cara mencintai Tuhan, padahal Tuhan itu maha pengasih dan maha penyayang.

Bahadur: Iya ya pak, bagaimana mungkin manusia saat ini mampu menjauhi segala larangannya dan mematuhi segala perintahnya. Sulit sekali itu.

Pak Kadiman: Ya begitu lah, makanya saya juga binggung. Menurut saya cinta itu yang tentang berbuat baik semampunya, menjauhi larangannya semampunya juga, selebihnya biar Tuhan sendiri yang menunjukkan jalan agar manusia mampu mencintai-Nya. Sebab mana mungkin manusia mengerti  jalan itu, lawong itu jalan batiniah. Sebab itulah kita memiliki Tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang, kalau yakin (positif thingking) kepada-Nya maka akan ada petunjuk dari-Nya.

Bahadur: Oh.. yang penting tetap semangat berbuat baik ya pak, melangkah untuk menemukan enaknya berbuat baik. Jadi kesimpulannya?

Pak Kadiman: Jangan bersembunyi dari rasa takut, takut saja itu perlu !. Jangan menutup diri dari keberanian, lakukan saja kebaikan, berani berbuat baik. Berani, Takut, Cinta ketiganya sangat berbeda arti. Jika ingin menuju jalan cinta, berbuat baiklah. Temukanlah kesetiaan dalam berbuat baik tanpa rasa takut dan berani, disanalah letak cinta-Nya.

Bahadur : Hmm.. iya pak, siap..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun