Kebetulan beliau juga menjadi dosen pembimbing dan penguji skripsi saya. Mungkin hanya beliau dosen yang mau membawakan buku-buku literatur skripsi untuk saya, meminjamkannya. Sementara beberapa dosen menolak untuk ditemui di rumah, beliau justru berulang kali meminta kami datang ke rumahnya, “Ambil bukunya di rumah, ya, Nduk.”.
“Suamimu datang nggak?”. Kalimat pembuka yang beliau lontarkan saat hendak memulai sidang skripsi, kalimat yang sukses mengusir rasa nervous saya, dan sedikit mengendorkan ‘kegarangan’ penguji-penguji yang lain.
Terima kasih untuk semua guru-guru saya, meski tak semuanya saya kisahkan di sini.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!