Ia bersama dua arwah lain yang memiliki wujud serupa. Aku menelan ludah susah payah, berusaha menutupi tubuhku dengan selimut tipis. Setidaknya berupaya berlindung dari ancaman yang bisa menyerangku sewaktu-waktu.Â
Sial.Â
Arwah ayah sahabatku itu malah mendekat ke arahku. Ia menunjukan wajah yang memerah dan tubuh yang menghitam karena efek racun yang ia minum itu. Aku yang berada dalam keadaan terhimpit di bawah tindihannya hanya bisa merapalkan doa-doa minta tolong di dalam hati kepada Sang Pencipta.Â
Untungnya, momen mengerikan itu tak berlangsung lama. Namun meninggalkan jejak menakutkan sehingga tubuhku tersadar dan basah oleh bulir-bulir keringat sebiji jagung. napas berusaha kuatur sedemikian rupa agar kembali tenang, dan memberi sugesti bahwa kejadian tadi hanyalah mimpi.Â
Paman Rudy seperti mempunyai misi tersendiri, sehingga ia kembali mendatangiku selama beberapa kali. Yang terakhir ialah ia datang dengan tujuan menjemputku untuk ikut bersamanya. Bersama dua arwah lain yang menemaninya bak pengawal, ia menyeret tubuhku.Â
Cengkraman arwah paman Rudy begitu kuat sehingga aku hanya bisa pasrah mengikuti langkahnya.Â
"Kamu ikut denganku.." katanya dengan suara berat diikuti tawa yang tak seperti terdengar di panggung komedi.Â
Lagi dan lagi, aku tak punya kekuatan untuk bersuara, namun untungnya tubuhku masih kuat untuk memberontak dan menggeleng kepala tanda tak setuju.Â
Arwah yang memiliki tinggi hampir 2 meter itu kemudian memberikan syarat yang harus aku penuhi.Â
"Kamu harus membantu Angga, kalau dia sedang kesulitan. Ingat untuk selalu berada di sampingnya ketika dia menghadapi masalahnya. Kamu harus berada bersamanya, jangan pernah tinggalkan dia. Atau aku akan datang menemuimu lagi." jelasnya yang terdengar serius dengan perkataannya.Â
Aku menganggukkan kepala sambil melihat arwah paman Rudy bersama dua arwah yang mengapitnya pergi dan menghilang seperti asap.Â