Mohon tunggu...
Hesdo Naraha
Hesdo Naraha Mohon Tunggu... Freelancer - Sharing for caring by "Louve" from deep Instuisi-Ku

God Is Good All The Time 💝

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ketika Kamu Tidak Merdeka: Perjuangkanlah!

27 Agustus 2021   11:00 Diperbarui: 27 Agustus 2021   11:09 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rio dan Saski sama-sama diperhadapkan pada kondisi ketika cinta mereka tidak bisa mengalir. Mereka bukanlah mata air, ketika itu Saski sudah bertunangan dengan Deny, dan Rio juga telah menerima lamaran Tiara (calon tunangannya), namun kisah cinta mereka sama-sama penuh luka.

Ada pelajaran tentang kesetaraan gender yang juga ditampilkan dalam film ini. Sebagai seorang perempuan Saski diajarkan untuk menurut, mengikuti dan pasrah dengan takdirnya. Sementara itu, Rio hanyalah lulusan D3 yang bekerja sebagai pengrajin dan penjual sepatu, ada scene di mana dia dibandingkan dengan Tiara seorang lulusan S2 dan pengusaha kaya raya. Setiap perbandingan ini seakan membuat harga diri perempuan dan laki-laki masih terperangkap dalam bingkai status sosial, sehingga dampaknya keberadaan mereka seakan tidak memiliki nilai. Bahkan kehidupan mereka seakan tanpa pilihan-pilihan yang bebas dan merdeka.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa dalam kebanyakan budaya dan tradisi pandangan mengenai status sosial, latar belakang pendidikan, dan kasta; merupakan sebuah privelage. Inilah yang seringkali membuat banyak kisah cinta berakhir pilu, karena banyaknya perbedaan. Bahkan di daerah saya, kepualaun Kei, pandangan seperti ini masih sangat kuat dan kental, namun tidak sedikit juga yang akhirnya memilih menjadi mata air, artinya mengalir sebagaimana mestinya. Sebab dengan mengalir akhirnya air dapat melewati bongkahan batu besar, dan lubang-lubang yang sempit.

Dua orang yang saling mencinta memang selalu diperhadapkan pada berbagai situasi dan kondisi. Keluarga merupakan figur paling penting dalam urusan percintaan. Ketika keluarga menerima, maka kisah cintamu dapat berlanjut namun jika keluarga menolak. Maka bisa terjadi dua pilihan: pertama, mengakhiri untuk kebaikan keluarga kedua bela pihak, atau kedua, melanjutkan dengan penuh tantangan namun untuk perjuangan kehidupan yang sebenarnya. Saski dan Rio dalam film ini adalah pasangan yang memilih opsi kedua.  

Saya belum jatuh cinta, apalagi mencintai terlalu dalam. Perjuangan cinta pun masih sebatas perjalanan malam dari rumah menuju pasar tempat ketemuan dengan gebetan setiap malam, namun itu sudah lama sekali nyaris lima tahun berlalu. Karena saya tahu bahwa perjuangan yang sebenarnya akan ada di depan nanti, membutuhkan kesiapan hati sekuat batu karang, setajam ujung parang, dan semerah nyala api dari obor Kapitan Pattimura.

Sebagai penutup saya ingin mengutip ungkapan seorang bijak "tidak ada tantangan yang terlalu sulit jika kita memikirkannya dengan cara-cara yang mudah saja." Ketika kamu memang sedang berjuang untuk sebuah kebebasan, maka perjuangkanlah itu karena kita adalah manusia-manusia yang merdeka. Kata Eyang Habibie "hiduplah seperti mata air yang memberikan kesejukan juga kehidupan bagi banyak orang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun