Di era serba cepat, kita sering merasa hidup selalu kurang. Scroll media sosial, lihat teman jalan-jalan ke luar negeri, bawa mobil baru, atau posting foto makan fancy---langsung muncul rasa iri. Tanpa sadar, kita membandingkan diri sendiri dengan standar orang lain. Padahal, kunci bahagia bukan pada banyaknya yang kita punya, tapi seberapa besar kita bisa bersyukur.
Bersyukur dalam Islam
Rasulullah SAW bersabda:
"Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian dan jangan melihat kepada orang yang lebih tinggi dari kalian. Karena hal itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah atas kalian." (HR. Muslim)
Hadis ini sederhana, tapi dalam banget maknanya. Kalau kita terus bandingkan diri dengan yang di atas, kita akan selalu merasa kurang. Tapi kalau menoleh sebentar ke bawah, kita akan sadar betapa banyak nikmat yang sering kita abaikan.
Bersyukur bukan berarti berhenti bermimpi. Kita tetap boleh berusaha lebih baik, tapi dengan hati yang tenang dan tidak gelisah karena membandingkan diri. Pada akhirnya, bahagia itu bukan soal punya segalanya, tapi mampu berkata dalam hati: Alhamdulillah, ini cukup untukku. Ternyata bahagia nggak serumit yang kita kira. Kuncinya cuma satu: lihat apa yang ada, bukan terus sibuk mencari apa yang belum ada.
Bersyukur itu seni. Seni untuk melihat terang di balik gelap, menemukan cukup di tengah kekurangan, dan tetap tenang meski dunia terasa bising.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI